by

Antisipasi Kekeringan, Kementan Pastikan Pompanisasi Tepat Sasaran

MARGOPOST.COM | MAJALENGKA  – El nino merupakan fenomena yang mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu permukaan air laut di wilayah Samudra Pasifik Tengah dan timur yang mempengaruhi perubahan iklim (curah hujan, suhu udara dan pola cuaca) di Sebagian besar wilayah Indonesia.

Dengan adanya perubahan iklim yang diakibatkan Fenomena El nino ini sangat berdampak terhadap proses produksi pertanian di Indonesai. Hal ini dikarenakan dampak utama yang ditimbulkan el nino ini adalah kekeringan yang berkepanjangan.

Sebagaimana kita ketahui air merupakan faktor utama dalam mendukung proses produksi tanaman, sehingga ketika pasokan kebutuhan air tidak terpenuhi maka tanaman tidak dapat tumbuh secara optimal dan dapat menagkibatkan tanaman gagal tumbuh yang menyebabkan gagalnya panen dan penurunan produksi.

Mengantisispasi hal tersebut Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan perluasan areal tanam (PAT) melalui program pompanisasi. Salah satu Kabupaten yang menjadi daerah penerapan program pompanisasi ini adalah Kabupaten Majalengka.

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, melalui Satuan Tugas Darurat Pangan, melaksanakan pemantauan dan pendampingan survey serta verifikasi lokasi sawah tadah hujan yang membutuhkan pompanisasi selama empat hari (19-22 Maret 2024) di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), PUPR, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Kodim 0617 dan Koramil setempat.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengintruksikan kepada semua lini instansi pusat maupun daerah untuk dapat menjalankan program pompanisani air ini. Harapannya dengan digalakan secara massif daerah-daerah di Indonesia dapat memanfaatkan sungai-sungai besar sebagai pasokan air seperti yang telah dilakukan di sungan bengawansolo dan sungai cimanuk.

Amran juga yakin bahwa program pompanisasi ini merupakan langkah yang tepat untuk dapat menstabilkan pasokan air di tengah ancaman cuaca ekstrem.

“Kami mendorong Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia agar memanfaatkan sumber air terdekat, baik yang berasal dari sungai maupun bendungan. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung panjang sejak tahun 2023 lalu,” ujar Amran.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa Penanganan dampak El Nino sangat penting dilakukan sebab, berkurangnya air dapat mengganggu produktivitas pertanian.

“Apalagi, pertanian kita di Indonesia masih mengandalkan air hujan untuk pengairan, jadi perlu dicari alternatif sumber air, salah satu nya air tanah dan pipanisasi,” jelas Dedi.

“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga menghasilkan panen dan produktivitas yang tinggi” tambah Dedi.

Hasil survey diinventarisasi untuk selanjutnya dilaporkan secara berkala. Tim Kementan dalam hal ini BBPKH Cinagara mengajak Dinas Pertanian, Penyuluh Pertanian Lapangan dan Petani serta Kelompoktani untuk mendukung dan mensukseskan program Pompanisasi untuk meningkatkan IP dan PAT di lahan sawah tadah hujan Kabupaten Majalengka.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *