by

Upaya Berantas Penyakit Hewan, Kementan dan FAO Rancang Pelatihan PELVI Frontliner 2023

MARGOPOST.COM | Bogor – Swasembada protein hewani tidak akan tercapai tanpa sinergitas antara Pemerintah, Pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. Dalam proses pemenuhan tersebut banyak sekali tantangan yang dihadapi. Penyakit hewan merupakan salah satu ancaman yang harus dikendalikan dan diberantas karena menimbulkan kerugian ekonomi. Hal tersebut menuntut petugas kesehatan hewan kab/kota untuk dapat melakukan pengamatan dan penyidikan penyakit hewan dengan tepat. Hal penunjang yang diperlukan adalah kemampuan petugas dalam menganalisis data epidemiologi kasus sebagai dasar pengendalian dan pemberantasan.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan aspek sumber daya manusia untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Aspek ini merupakan aspek strategis dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H. dalam berbagai kesempatan meminta agar penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian ditingkatkan.

Mentan SYL menegaskan bahwa “Saat ini pihaknya terus mendorong pertanian yang maju, mandiri dan modern. Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin.” Ujar Mentan.

Sejalan dengan Pernyataan Menteri Pertanian, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan “Keberhasilan pembangunan pertanian tak lepas dari peran semua pihak. SDM Pertanian memberikan kontribusi yang cukup baik dalam mendukung program pembangunan pertanian”. Imbuh Dedi.

Pada tanggal 12 September s.d. 07 November 2022 lalu FAO bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan BPPSDMP melalui UPT Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor melaksanakan Pelatihan Program Epidemiologi Lapangan Veteriner Indonesia (PELVI) Frontline bagi Dokter Hewan. Peserta berasal dari dinas terkait di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Melalui pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan investigasi penyakit, penyelidikan, penganalisaan, pelaporan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan dengan cepat dan tepat. Dengan output terlatihnya 30 orang yang meningkatnya kompetensi menyusun rekomendasi pengendalian dan penanggulangan serta dapat merencanakan dan melakukan evaluasi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan yang telah dan akan dilakukan.

Pada hari Jumat, 17 Maret 2023 dilaksanakan Pertemuan Evaluasi yang dihadiri ECTAD Team Leader FAO, Perwakilan dari BBPKH Cinagara, Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Mentor Pelatihan dan Peserta Pelatihan. Selain itu, beberapa peserta lainnya menghadiri evaluasi secara online dari lokasi masing-masing. Hal yang di evaluasi berkaitan dengan materi dan teknis pelaksanaan. Evaluasi dilakukan dari berbagai sudut pandang baik dari peserta, pelaksana dan mentor. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan di pelatihan di waktu mendatang yang akan di laksanakan. Sehingga SDM veteriner di Indonesia semakin kompeten dalam mencapai swasembada pangan khususnya pangan protein hewani.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan selanjutnya disusun rancangan pelatihan PELVI frontliner bagi dokter hewan tahun 2023. Pelatihan di rencanakan akan dilaksanakan pada bulan september 2023 dengan rencana calon peserta berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta sebanyak 30 peserta. Evaluasi ini sangat penting dilakukan dalam rangka merancang pelatihan PELVI Frontline bagi Dokter Hewan kedepannya lebih tepat pemilihan calon peserta dan calon wilayahnya tutur drh. Syafrison Idris, M.Si. (ASPC, 17-03-2023).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *