by

KEMENTAN DUKUNG TEROBOSAN PELATIHAN MANDIRI TEKNIS KESEHATAN HEWAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS SDM

MARGOPOST.COM | Bogor–Pelatihan melalui pendekatan mandiri merupakan terobosan BBPKH Cinagara dalam mengambil langkah strategis dalam menyikapi terbatasnya anggaran APBN yang dikuasakan kepada BBPKH dalam konteks peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM, serta anggaran daerah asal peserta yang juga sangat terbatas. Terobosan yang dilakukan BBPKH Cinagara untuk menjembatani tenaga teknis di lapangan betul-betul memiliki legalitas didalam bekerja.

Kementerian Pertanian menegaskan komitmen untuk mencegah dan menanggulangi tersebarnya penyakit hewan yang dapat menular ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Diantaranya yaitu dengan melakukan surveilans klinis biosecurity, pembatasan lalulintas ternak dan vaksinasi secara masif dan massal. Layanan Kesehatan Hewan memainkan peran penting dalam kesehatan hewan, produksi pangan asal hewan dan kesejahteraan hewan. Selain itu, layanan kesehatan hewan juga terlibat erat dalam menjaga keamanan kesehatan global dan kesehatan planet bumi kita ini.

Pada sebuah kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo. SH., M.Si. MH. optimis mengungkapkan “Dengan kegiatan pencegahan penularan dan pengandalian penyakit hewan menular, seluruh hewan ternak dapat kembali sehat dan penyebaran penyakit dapati dihindari serta masyarakat tidak terjebak dalam kepanikan karena pemerintah terus bergerak mengendalikan penyakit hewan menular,” ujar Mentan.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Ir, Dedi Nursyamsi, M.Agr. menyampaikan “Ada 3 hal yang harus kita camkan dan implementasikan sebaik-baiknya dalam bertani maupun beternak, yang pertama adalah Benih dan Bibit, kunci keberhasilan pembangunan pertanian berasal dari benih dan bibit. Karena benih dan bibit yang berkualitas akan menghasilkan hasil/produksi yang berkualitas pula,” ujar Dedi.

Selanjutnya Dedi Nursyamsyi menambahkan “Yang kedua yaitu pangan dalam hal ini pakan atau nutrisi. Karena 70% biaya produksi adalah pakan, sehingga harus benar-benar menguasai ilmu dalam meramu nutrisi atau komposisi pakan yang berkualitas. Kemudian yang ketiga adalah POPT atau P3PHM. Dalam berusaha ternak pengendalian kesehatan hewan harus betul-betul dijaga, jangan sampai masalah kesehatan hewan menjadi penghambat produktivitas dan produksi ternak. Jadi peternak harus lebih konsentrasi terhadap penanganan kesehatan hewan,” imbuh Dedi.

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara sebagai satu-satunya balai pelatihan di bidang kesehatan hewan di Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Teknis Kesehatan Hewan yang diikuti oleh 50 orang peserta dengan biaya mandiri. Dihadiri oleh Kepala BPPSDMP, Kepala BBPKH Cinagara Bogor beserta unsur pimpinan dan Widyaiswara.

Dalam laporannya Kepala BBPKH Cinagara Dr. Wasis Sarjono., S.Pt., M.Si. menyampaikan informasi bahwa kegiatan pelatihan diselenggarakan pada tanggal 10 sampai dengan 16 September 2023. Peserta berjumlah 50 orang yang terbagi menjadi 2 kelas, kelas A berjumlah 30 orang, kelas B berjumlah 20 orang. Peserta pelatihan berasal dari 8 provinsi di Indonesia. Yaitu Provinsi Jawa Barat (1 orang), Jawa Tengah (8 orang), Jawa Timur (4 orang), Lampung (14 orang), Sumatera Selatan (1 orang), Sumatera Barat (15 orang), Jambi (5 orang), dan Bengkulu (2 orang).

Tujuan dilaksanakannya pelatihan ini yaitu Meningkatkan kompetensi petugas dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan produktivitas subsektor peternakan, dan Penanganan kesehatan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner. Fasilitator pada pelatihan ini selain berasal dari Widyaiswara BBPKH Cinagara yang mengisi materi inti dan penunjang, sedangkan materi kebijakan disampaikan oleh narasumber dari Direktorat Kesehatan Hewan.

Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Kepala BPPSDMP,  menerapkan metode brainstorming, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan praktikum serta kunjungan lapang. [Humas BBPKH–11/09/2023].

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *