by

Dukung Swasembada Daging, Kementan Gelar Pelatihan Penanganan Gangguan Reproduksi Ternak

MARGOPOST.COM | CINAGARA – Pemerintah Indonesia mendukukung terpenuhinya kebutuhan daging sapi dalam negeri untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Bentuk dukungan dan sikap pemerintah dalam ketahanan pangan khususnya ketersediaan daging sapi diwujudkan melalui kebijakan swasembada daging sapi nasional.

Kebijakan swasembada daging sapi merupakan salah satu program Kementerian Pertanian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan utama bagi masyarakat. Hal mendasar yang perlu diperhatikan untuk dapat mencapai swasembada daging pada tahun 2026 seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo adalah segi kesehatan hewan ternak.

Sebab kesehatan hewan memiliki peran sangat penting dalam mempengaruhi siklus reproduksi hewan. Keberhasilan reproduksi pada hewan ternak ini sangat mempengaruhi dalam peningkatan populasi hewan ternak terkhusus sapi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, kesehatan hewan merupakan hal penting yang harus diperhatikan, dengan demikian mampu meningkatkan harapan hidup hewan ternak sehingga kuantitas dan kualitas produk asal hewan juga semakin tinggi.

Sejalan dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan hewan tetap prima sehingga mampu menstimulus reproduksi ternak semakin baik untuk dapat mendongkrak populasi dan produksi ternak.

“Reproduksi ternak yang baik dapat dicapai dengan menerapkan beberapa langkah, yang diantaranya dengan menjaga kesehatan ternak, yang mana kesehatan ternak ini penting untuk menjaga kesuburan dan kemampuan reproduksi ternak, kemudian juga harus diterapkan manajemen reproduksi yang tepat, sehingga dapat mendeteksi estrus, pengaturan waktu inseminasi, dan pemantauan kebuntingan dengan cepat dan tepat” ujar Dedi.

Namun menilik kondisi real dilapangan saat ini, banyak usaha peternakan rakyat masih sering dijumpai kasus gangguan reproduksi yang kurang tertangani dengan baik yang berakhir pada rendahnya fertilitas induk. Akibatnya angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet semakin menurun, dan mempengaruhi penurunan populasi sapi dan pasokan penyedia daging secara nasional.

Dengan demikian maka perlu adanya sumber daya manusia yang kompeten dalam menanggulangi ganguan-gangguan reproduksi pada ternak di lapangan, sehingga dapat mengidentifikasi dan menanggulangi gangguan reproduksi pada ternak dengan cepat dan tepat.

Menindak lanjuti permasalahan tersebut, BBPKH Cinagara sebagai salah satu UPT kesehatan hewan satu-satunya di Indonesia terus berkontribusi dalam meningkatakan dan mempersiapkan sdm-sdm unggul dan kompeten dengan terus menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng dalam penyelenggaraan pelatihan gangguan reproduksi.

Pelatihan yang dibuka pada Senin (06/05/2024) dan diikuti sebanyak 18 orang peserta dari Pusat Kesehatan Hewan Lingkup Kabupaten Buleleng, yang secara aktif bertugas sebagai tenaga kesehatan hewan maupun teknis peternakan. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Umum sekaligus Plh. Kepala BBPKH Cinagara Tedy Cahyo Sulistio Widodo, dan dihadiri oleh Kapoksi Penyelenggaraan Pelatihan serta widyaiswara BBPKH Cinagara.

Dalam sambutannya Tedy menyampaikan Pelatihan ini sangat penting karena berkaitan dengan menopang swasembada daging.

“Pelatihan gangrep ini termasuk pelatihan yang jarang dilakukan, padahal gangrep merupakan suatu pelatihan yang sangat berkaitan erat terhadap tingkat kelahiran yang nantinya berujung pada peningkatan populasi ketersediaan ternak menuju swasembada daging yang menjadi proyek jangka panjang” ujar Tedy.

Tedy berharap peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, sehingga dapat membantu meningkatkan produksi ternak bagi petani dalam penanganan penyakit reproduksi.

Pelatihan gangguan reproduksi ini dilaksanakan selama 14 hari yang dimulai dari tanggal 05-18 Mei 2024, dengan skema 112 JP @45 menit yang terdiri dari Materi teknis dasar berjumlah 6 JP, materi teknis 104 JP, dan materi teknis penunjang 2 JP.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *