by

INSEMINASI BUATAN METODE STRATEGIS DONGKRAK PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS SAPI NASIONAL

MARGOPOST.COM | Bandung Barat – Sektor peternakan merupakan sektor yang cukup penting dan strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat. Pembangunan peternakan merupakan salah satu dari lima komoditas setrategis nasional yang pada dasarnya untuk penyediaan pangan hewani yang aman, sehat, utuh dan halal. Namun pada kenyataannya pertumbuhan populasi dan produktivitas ternak potong dan ternak perah dilapangan menunjukkan kecenderungan menurun. Sementara di sisi lain tingkat konsumsi dan kebutuhan akan asupan sumber protein hewani terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dibidang peternakan khususnya pada ternak sapi.

Salah satu strategi yang dapat diupayakan untuk mendongkrak peningkatan populasi ternak sapi potong maupun sapi perah adalah dengan memanfaatkan teknologi yang mampu menghasilkan bibit dan anakan yang unggul, yaitu dengan proses seleksi benih menggunakan metode inseminasi buatan. Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu implementasi teknologi reproduksi yang merupakan alternatif pilihan yang dapat digunakan untuk mempercepat program peningkatan kualitas bibit ternak dan peningkatan populasi serta mutu genetik ternak.

Menteri Pertanian Republik Indonesia Prof. Dr. H. Syahrul Yasin Limpo. SH., M.Si. MH. pernah menuturkan bahwa “Upaya mewujudkan swasembada protein hewani tidak sebatas pada kemampuan penyediaan pangan asal hewan yang cukup bagi masyarakat, tetapi juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal,” tuturnya.

“Benih dan bibit ternak memiliki peran penting dan setrategis dalam upaya meningkatakan produksi dan produktivitas secara nasional. Salah satu Langkah pemerintah agar bibit yang diproduksi dan diedarkan tetap terjamin mutunya adalah dengan memperbanyak standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai modal bersaing di pasar global,” imbuhnya.

Pada kesempatan lain Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. mengatakan bahwa “Pangan itu masalah hidup dan mati suatu bangsa, maka untuk masalah pangan kita harus serius berjuang habis-habisan kalau Indonesia ingin tetap survive didunia internasonal, maka pangan Indonesia tidak terganggu sedikitpun, diatur orang lain, dan tergantung orang lain. Kalau pangan kita masih tergantung, itu berbahaya,” ujar Dedi.

“Untuk mewujudkan tujuan pembangunan pertanian Indonesia melalui program-program setrategis yang telah dikeluarkan Kementerian Pertanian. Kapasitas SDM pertanian adalah salah satu hal yang penting yang harus terus ditingkatkan khususnya bagi penyuluh pertanian dan peternakan” imbuh Dedi.

Dalam mendukung program-program percepatan pembangunan peternakan dan peningkatan kualitas dan kompetensi SDM pertanian Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara bekerjasama dengan Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole menyelenggarakan Pelatihan Inseminasi Buatan Bagi Calon Inseminator.

Pelatihan ini dilaksanakan selama 21 hari dari tanggal 3 – 23 Oktober 2023 dengan total 168 Jam Pelajaran @45 menit. Peserta di daftarkan melalui SIMAPAN (Sistem Informasi Administrasi Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat) yang berasal dari kabupaten kota yang terpilih berjumlah 23 orang yang berasal dari dari 15 kabupaten dan 4 kota di jawa barat yaitu Dinas Pertanian Kab. Bandung, Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Bandung Barat, Dinas Peternakan Kab. Bekasi, Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Ciamis, Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Kab. Cianjur, Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Garut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Indramayu, Dinas Pertanian Kab. Cirebon, Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Kuningan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kab. Majalengka, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hwan Kab. Subang, Dinas Peternakan Kab. Sukabumi, Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Sumedang, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kab. Tasikmalaya, Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Selain dari perwakilan dinas kabupaten kota ada juga perwakilan peserta sebanyak 3 petugas dari BPPPIB Ternak Sapi Potong Ciamis, BPTSP dan HPT Cikole Lembang, BPPIB TSP Bunikasih.

Kegiatan pelatihan ini juga turut dihadiri oleh perwakilan beberapa instansi daerah yang diantaranya Perwakilan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yaitu Sekretaris Dinas drh. Indriantari, Kepala UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole Pantjawidi Djuharnoko, SKM., M.Kes, Kepala UPTD Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole, Kepala UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole, Direktur Rumah Sakit Hewan Cikole yaitu drh. Yoni, Widyaiswara BBPKH Cinagara, Panitia Pelaksana dari BBPKH Cinagara dan UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole, Kepala BIB Lembang, Paramedik Veteriner dan Inseminator Indonesia (PARAVETINDO), Perwakilan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang yaitu drh. Ramdan dan Perwakilan Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan yaitu drh. Triono.

Dalam prosesinya, pelatihan inseminasi buatan yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole secara resmi dibuka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor yaitu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt., M.Si. Dalam pembukaannya Kepala BBPKH Cinagara Bogor Menyampaikan bahwa masih banyak peserta yang mengantri untuk mengikuti pelatihan, ini menjadi indikator pentingnya peningkatan kompetensi untuk mendukung peningkatan populasi sapi di Indonesia. Pelatihan ini menjadi tonggak awal peningkatan kompetensi yang dibutuhkan. Kami juga di BBPKH Cinagara membuka kerjasama pelatihan IB untuk memfasilitasi calon peserta pelatihan yang masih belum terfasilitasi. Meskipun keterbatasan anggaran kita harus bisa membuat terobosan dalam mengoptimalkan peningkatan kapasitas SDM agar tetap bisa memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan sektor pelayanan petugas peserta pelatihan khususnya di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Salah satunya dengan model pendekatan pelatihan mandiri dengan biaya yang dibebankan kepada calon peserta atau instansi terkait pengirim peserta pelatihan. Dengan mekanisme ini banyak peserta pelatihan terfasilitasi untuk mendapatkan peningkatan kompetensi sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama juga Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat drh. Indriantari menyampaikan sambutan terkait pelatihan. Beliau menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis pemberdayaan inseminator di jawa barat dalam mengentaskan berbagai permasalahan yang dialami inseminator mulai dari rekording sampai kepada proses inseminasi. Diharapkan dapat memberikan dampak peningkatan populasi sapi perah, karena jarang sekali sapi perah yang kawin alam tetapi harus dibantu difasilitasi oleh inseminator. Kami berharap selama 21 kedepan dapat menimba ilmu sebaik-baiknya. Setelah mengikuti pelatihan selama 21 hari peserta akan mengikuti uji kompetensi sebagai inseminator agar diakusi profesinya secara legal. [HUMAS BBPKH – 03/10/2023]

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *