by

KEMENTAN SERIUS DALAM MEMPERSIAPKAN SDM PERTANIAN DALAM MENGHADAPI PENYAKIT PMK DI PROVINSI JAWA TIMUR DAN DAERAH ISTIMEWA ACEH

MARGOPOST.COM | Bogor – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya tak hanya mengerahkan tim lapangan dan menyediakan obat-obatan untuk penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ratusan ternak di Jawa Timur. Pihak Kementerian Pertanian juga melakukan langkah-langkah pencegahan seperti lockdown wilayah atau kandang, tracing, hingga meneliti dan menghasilkan vaksin PMK. Syahrul berharap berbagai upaya mitigasi yang dilakukan bersama pemerintah daerah dapat secara optimal menekan penyebaran PMK di sejumlah wilayah dan mengantar kembali Indonesia sebagai negara bebas PMK.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyatakan langkah darurat yang disiapkan penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, salah satunya menetapkan lockdown. Selanjutnya dilakukan pendataan harian jumlah populasi yang positif PMK, pemusnahan ternak yang positif PMK secara terbatas.

Beberapa cara pencegahan PMK, diantaranya ialah mencegah kontak antara hewan peka dan virusnya, menghentikan produksi virusnya oleh hewan tertular. Meningkatkan resistensi hewan dengan pengebalan terhadap hewan peka melalui vaksinasi yang bersifat darurat dan vaksinasi yang bersifat umum. Selanjutnya, lakukan pembatasan dan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak, pasar hewan dan rumah potong hewan, melakukan edukasi kepada peternak terkait standar operasional prosedur (SOP) pengendalian dan pencegahan penyakit mulut dan kuku, menyiapkan vaksin PMK.

Kewaspadaan terhadap keberadaan Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia harus segera ditingkatkan. Antisipasi terhadap penyebaran penyakit juga harus dilakukan, diantaranya melalui edukasi berupa pelatihan bagi petugas Kesehatan hewan di lapangan. Pada hari Rabu, tanggal 11 Mei 2022, dilakukan rapat persiapan pelatihan baik secara online maupun offline di BBPKH Cinagara. Rapat persiapan dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pusat Karantina Hewan Dan Keamanan Hayati Hewani, Balai Besar Veteriner Wates, Pusat Veteriner Farma, Surabaya, Pusat Riset Veteriner, Badan Riset Dan Inovasi Nasional, Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, dan Balai Besar Pelatihan Ketindan.

Kegiatan pertemuan di buka secara resmi oleh kepala pusat pelatihan pertanian Dr. Ir Lely Nuryati, M.Sc. Selama kegiatan rapat persiapan pelatihan, kepala BBPKH Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si terjadi beberapa perkembangan diantaranya adalah 2 hari setelah pendaftaran calon peserta pelatihan dibuka, terjadi peningkatan peserta yang ingin mengikuti pelatihan. Tidak hanya dari jumlah tetapi juga dari jangkauan, Target semula hanya 2 provinsi yaitu jawa timur dan Daerah istimewa aceh, berkembang menjadi 34 provinsi. Semula target peserta hanya 120 peserta berkembang menjadi 2300 pendaftar dan terus bertambah terus seiring berjalan waktu.

Rencana pelatihan akan diselenggarakan secara full onlineselama 3 hari mulai 12 sd 14 Mei 2020 menggunakan zoom dan ELC (E Learning Cinagara). Antusiasme ini menunjukkan betapa masyarakat luas sudah mulai peduli terhadap penyakit baru. Kapuslatan beserta jajarannya mendiskusikan strategi pola pelatihan yang efektif sehingga bisa memberikan pelayanan yang memuaskan bagi seluruh peserta pelatihan yang jumlahnya melebihi target.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *