by

Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian Melalui Praktek Pemeriksa Kebuntingan Pada Kambing Domba

MARGOPOST.COM | Bogor – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian harus terus dilakukan. “Peningkatan SDM yang profesional bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi maupun sertifikasi profesi.” kata Syahrul dalam keterangannya.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mempunyai peran penting dalam pengembangan SDM Pertanian. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas SDM Pertanian menjadi salah satu tugas pokok BPPSDMP dalam pembangunan pertanian.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian. “Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP,” katanya.

Untuk meningkatkan keterampilan dan mendiagnosa ternak bunting peserta pelatihan Pemeriksa Kebuntingan (PKB) kambing domba melakukan praktek Ultrasonografi (USG) baik secara abdomen maupun per rektal. Praktek diawali dengan penjelasan oleh Drh Amroji beliau adalah ahli reproduksi ternak kambing domba dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Semua peserta sebelum praktek ke ternak kambing domba mereka praktek menggunakan organ reproduksi dengan berbagai variatif dari kebuntingan kosong(tidak bunting), kebuntingan 3 bulan, kebuntingan 5 bulan, dan kebuntingan 45 hari agar peserta bener- bener paham sebelum menggunakan ternaknya langsung.

Peserta harus melakukan Ultrasonografi (USG) masing- masing satu ekor untuk meningkatkan keterampilan diri. Manfaat melakukan USG pada kambing dan domba adalah untuk mengetahui apakah domba bunting atau tidak dan langsung bisa membaca dan mengetahui umur kebuntingan 1 bulan, ini merupakan deteksi tercepat dibanding yang biasa kita lakukan yang baru mulai terdeteksi pada umur 2 bulan kebuntingan sehingga bisa menghemat waktu 1 bulan lebih cepat dalam mengetahui kebuntingan ternak.

Ternak domba yang digunakan untuk praktek ada 7 ekor dengan berbagai umur kebuntingan dan ada juga ternak kosong (kondisi tidak bunting) sebagai pembanding, sedangkan ternak kambing yang di diperiksa dengan alat USG ada sebanyak 5 ekor dengan berbagai umur kebuntingan.

Setelah mengikuti pelatihan Pemeriksa Kebuntingan (PKB) dan praktek di Unit Kandang BBPKH peserta diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat USG ini sehingga peternak dapat meningkatkan produktivitas ternaknya di wilayah masing-masing “Menurut Wilmy Rahmah Wirondas (Widyaiswara BBPKH Cinagara)”.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *