by

KEMENTAN MEMBUKA TEROBOSAN MELATIH PETUGAS PARAMEDIK MALAYSIA PADA PELATIHAN EMBRIO TRANSFER

MARGOPOST.COM | Bogor –  Transfer embrio merupakan pengembangan  bioteknologi  di bidang peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan potensi Genetik dan reproduksi ternak. Sampai saat ini teknologi transfer embrio terus dikembangkan untuk menjawab tantangan dalam  penyediaan bibit sapi unggul nasional.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Diraja Malaysia menyelenggarakan Pelatihan Transfer Embrio yang difasilitasi oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor.

Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP.
mengungkapkan keyakinannya jika produksi embrio kebutuhan sapi tercukupi, Indonesia tidak tergantung pada impor.

“Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak,” ujar Mentan.
Lebih lanjut Mentan mengatakan “Hasil kerja sama riset dan pengembangan ini telah mampu mengasilkan sapi lokal dengan bobot menyamai sapi Brahman, dengan berat sampai 800 kg,” imbuh Mentan.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. mengatakan “Agribisnis peternakan harus diperkuat sehingga usahanya tidak hanya bergerak di hulu tapi juga dapat berproduksi di hilir. Perlu diingat peternak harus menguasai pasar, bukan pasar menguasi peternak. Karena apabila peternak  sudah mampu menguasai pasar maka usahanya tidak akan merugi,” ujar Dedi.

Sebanyak tujuh belas orang petugas paramedik dari Negeri Pahang Malaysia dan satu orang dokter hewan dari MFM Agrovet Malaysia mengikuti Pelatihan Transfer Embrio (TE) di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara sejak 23 November sampai 06 Desember 2023. Malaysia sampai saat ini belum menerapkan perkembangan ternak melalui teknologi embrio transfer.

Kondisi letak geografis, iklim, budaya dan pola pemeliharaan ternak di Malaysia mirip dengan Indonesia, sehingga menjadi pertimbangan Pelatihan  TE diselenggarakan di negara Indonesia. Semua peserta merupakan petugas pertama yang mendapat ilmu embrio transfer, yang kelak diposisikan sebagai gardan terdepan dalam melakukan aplikasi embrio transfer di Malaysia.

Pengajar pada pelatihan TE ini berasal dari Direktorat Perbibitan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan,  BBPKH Cinagara, Balai Embrio Transfer, dan Institut Pertanian Bogor. Metode pelatihan menerapkan 70% praktek dan 30% teori yang dilanjutkan praktek aplikasi TE di lapangan. Ruang lingkup materi inti pelatihan meliputi Anatomi dan Fisiologi Reproduksi, Endokrinologi, Deteksi Berahi dan Kebuntingan, Seleksi Resipien, Aplikasi TE, Rekording, Gangguan Reproduksi, Sinkronisasi Estrus, Produksi Embrio, Manjemen Ternak, Biosafey dan Biosekuriti,

Selama pelatihan berlangsung, peserta sangat serius mengikuti kegiatan baik pembelajaran di kelas maupun saat praktek di kandang.  Praktek di kandang dilaksanakan setiap hari mulai dari praktek menyiapkan peralatan TE, seleksi resipien, aplikasi anestesi epidural, menerapkan biosafety, menentukan lokasi corpus luteum pada ovarium melalui palpasi rektal, dan memasukkan gun TE ke uterus. Selanjutnya aplikasi TE dilakukan di PT Pasir Tengah Kabupaten Cianjur selama empat hari pada sapi Brahman Cross. Pada akhir pelatihan masing-masing peserta diuji untuk memperoleh sertifikat kompetensi aplikasi TE. [DW-30/11/2023].

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *