by

Wujudkan Laut Sehat Dan Lestari, KKP Gandeng Aktivis Pandu Laut Nusantara

-Nasional-2,232 views

MARGOPOST.COM | JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, hari ini, Minggu (15/7) menghadiri acara kickoff “Pandu Laut Nusantara” di tengah kegiatan Car Free Day di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Pandu Laut Nusantara adalah komunitas yang bergerak aktif dalam upaya menjaga dan mengelola lautan dengan beranggotakan aktivis laut dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, pakar, media, dan public figures.

Turut hadir bersama Menteri Susi public figures Akhadi Wira Satriaji alias Kaka Slank, Ridwan Hafiedz alias Ridho Slank, dan penyanyi Marcell Siahaan yang telah menyatakan diri sebagai anggota dari gerakan yang bertujuan mewujudkan lautan yang sehat dan lestari ini.

Menurut Menteri Susi, laut sehat berarti tidak tercemar yang terbukti dari banyaknya ikan di lautan. Sedangkan laut lestari dibuktikan dari ketersediaan ikan yang berkelanjutan bagi generasi bangsa saat ini dan generasi mendatang.

“Pandu Laut kita buat untuk menjadi wadah dari semua organisasi-organisasi pencinta laut mulai dari penyelam, yang hobi kayak, yang hobi paddling, yang hobi snorkeling, yang hobi berlayar, live on board, pariwisata, semua asosiasi atau organisasi atau klub-klub yang terdiri dari para pencinta laut,” terang Menteri Susi saat memberikan sambutan.

“Ini sesuai dengan visi misinya Presiden untuk menjadikan laut kita masa depan bangsa,” lanjutnya.

Menteri Susi berpendapat, menjaga laut adalah kewajiban seluruh masyarakat mengingat 71 persen wilayah Indonesia adalah lautan. Lautanlah yang telah menyatukan pulau-pulau di nusantara menjadi satu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menteri Susi ingin agar gerakan Pandu Laut Nusantara ini dapat dijadikan wadah sosialisasi dan edukasi pentingnya menjaga Laut Nusantara. Ia berharap, aksi pertama gerakan Pandu Laut Nusantara pada 18 Agustus 2018 mendatang dapat dimulai dengan aksi bersih pantai serentak di seluruh wilayah dari Sabang hingga Merauke. “Kita semua berdiri di sepanjang pantai di daerah masing-masing, kita bersihkan sampah yang ada dari Sabang sampai Merauke supaya laut kita sehat, ikannya banyak,” tutur dia.

Menteri Susi juga ingin agar gerakan Pandu Laut Nusantara mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan lainnya seperti kursus renang dan menyelam yang dapat membuat masyarakat mencintai laut, tergerak untuk menjaga laut, dan selanjutnya merawatnya secara konsisten. Hal tersebut menurutnya merupakan tiga tugas utama bangsa Indonesia terhadap laut yang dimiliki.

Indonesia memiliki laut yang begitu indah dan kaya. Namun ancaman yang datang juga semakin tinggi, mulai dari kejahatan illegal fishing yang terus diperangi, ancaman sampah plastik, eksploitasi jenis ikan dilindungi, dan kegiatan destructive fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak).

Oleh karena itu, Menteri Susi mengimbau agar masyarakat memulai gerakan kecil untuk mengurangi sampah plastik. Beberapa langkahnya di antaranya dengan meninggalkan penggunaan botol plastik sekali pakai, sedotan, kantong plastik, dan sebagainya, kemudian beralih pada bahan yang dapat digunakan berkali-kali dan dapat diuraikan dengan mudah.

Semangat yang sama ditunjukkan oleh anggota Pandu Laut. Ridho Slank misalnya, ia mengungkapkan keprihatinan karena Indonesia tercatat sebagai penyumbang sampah plastik kedua terbesar di dunia.

“Kalau kita diving sampai di kedalaman 40 meter masih ada sampah plastik. Kalau kita menonton Pacific Ocean, itu sampai kedalaman 1 km masih nemu ban mobil katanya. Microplastik dan sekarang nanoplastik, tidak hanya berdampak pada ikan tetapi pada kesehatan manusia,” tutur dia.

Kemudian, Menteri Susi juga menyoroti kegiatan eksploitasi jenis ikan yang dilindungi seperti hiu dan pari manta. “Kita ini juga menjadi eksportir sirip ikan hiu terbesar di dunia, lalu pari manta juga sama. Ini semua binatang yang sudah dilindungi walaupun ada hiu yang belum masuk cites, tapi beberapa itu sudah dilindungi. Harusnya kita jaga. Label ini bikin kita malu karena banyak dicibir oleh dunia,” imbuhnya.

Sebagai aktivis laut yang sangat concern terhadap keberlangsungan hewan laut, utamanya hiu, Kaka Slank sangat sependapat dengan Menteri Susi. Menurutnya, banyaknya hiu di laut dapat mengindikasikan tingkat kesehatan laut. Semakin banyak hiu artinya semakin sehat sebuah laut.

Namun ia menyayangkan, tingginya permintaan terhadap sirip maupun daging hiu membuat nelayan berlomba-lomba menangkapnya. Padahal menurutnya, hiu memiliki kandungan mercury yang jauh lebih tinggi dibandingkan ikan lainnya yang dapat menjadi racun bagi yang mengonsumsinya.

Praktik destructive fishing juga marak terjadi di berbagai wilayah mulai dengan menggunakan bom, dinamit, hingga portas sianida. Portas sianida memiliki daya rusak yang sangat tinggi, di mana 1 gram sianida dapat merusak 6 meter persegi wilayah laut. Oleh karena itu semua kegiatan destructive fishing ini harus segera dihentikan.

Cara menghentikannya adalah dengan menumbuhkan rasa cinta terhadap laut sehingga muncul keinginan untuk menjaga. Sebagaimana disampaikan Marcell Siahaan, menjaga sesuatu sudah menjadi bagian kehidupan manusia suka atau pun tidak suka. Seperti halnya menjaga laut yang merupakan legacy (warisan) yang disiapkan untuk anak cucu kita.

Pada kegiatan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga melakukan kampanye penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) ke-5 pada tanggal 29-30 Oktober 2018 mendatang, di mana Indonesia didapuk sebagai tuan rumah. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi menjelaskan, OOC 2018 akan dijadikan momentum untuk menunjukan kepada dunia Internasional leadership Indonesia di bidang kelautan.

“Melalui konferensi ini, kita akan mendorong para pemimpin dunia untuk berkomitmen menjaga lautan kita dan meyakinkan dunia bahwa laut juga memiliki hak untuk dilindungi (Ocean Right),” jelas Brahmantya. //PUT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment