by

Tekan Defisit Transaksi Berjalan, RI Disarankan Puasa Ekonomi

MARGOPOST.COM | – Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF, Eko Listiyanto menilai, kebijakan pemerintah yang akan menahan lonjakan impor, demi menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit/CAD memang langkah yang tepat dan harus dilakukan.

Sebab, kata dia, CAD yang terus melebar hanya akan terus memperlemah nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sebab, kebutuhan valuta asing atau valas Indonesia lebih tinggi dibandingkan kemampuan menghasilakan valas (melalui ekspor).

“Itu menggambarkan semua, kalah perang, dan menang perangnya orang dagang ya di situ. Kalau angkanya defisit, berarti banyak lebih butuh dolar atau valas. Jadi, orang Indonesia yang butuh dolar lebih banyak dari pada yang menghasilkan dolar,” ujarnya, saat dihubungi VIVA, Kamis 2 Agustus 2018.

Meski begitu, dia menegaskan, pengurangan impor tentu akan memiliki dampak negatif bagi industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Karena, konten barang-barang ekspor di Indonesia mayoritas masih berasal dari produk impor sehingga menghambat bahan baku industri.

“Kalau kemudian dari sisi impornya kemudian dihambat maka ekspornya akan terhambat. Akhirnya, jadi langka bahan bakunya, karena sudah istilahnya addicted, ketagihan impor ekonominya itu,” ungkapnya.

Meski begitu, dikatakannya, menahan impor memang wajib dilakukan, agar struktur ekonomi Indonesia dapat dibangun kembali. Sebab, dengan begitu, akan memicu barang substitusi impor tumbuh di Indonesia, dan tidak lagi bergantung terhadap barang-barang impor.

“Nah, cuma itu memang harus dilakukan, harus puasa lah saat ini ekonomi itu. Jadi, harus memang menata kembali bagaimana struktur ekonomi itu di perkuat. Jangan sampai kalau global goyang, kita ikutan goyang terlalu kencang,” tegasnya. (Viva) //PUT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *