by

Semburan Abu Vulkanik Bromo Siklus Lima Tahunan

MARGOPOST.COM   |  Probolinggo – Erupsi Gunung Bromo yang terjadi saat ini disebut-sebut sebagai siklus lima tahunan. Menurut camat setempat, erupsi serupa sebelumnya terjadi pada 2015.

Semburan abu vulkanik disertai asap sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Sementara tingginya naik turun.

Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per Kamis (21/3/2019) pukul 06.00 WIB, tinggi semburan dari kawah mencapai 600-1000 meter. Sementara hasil pengamatan hari ini hanya mencapai 300-900 meter.

Kini, abu vulkanik yang disemburkan Bromo menghujani dua kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Yakni Kecamatan Sukapura dan Sumber.

Menurut Camat Sukapura, Yulius Christian, erupsi Bromo kali ini merupakan siklus lima tahunan. “Dalam 15 tahun terakhir, erupsi Bromo terakhir terjadi November 2010. Lalu Desember 2015 dan saat ini erupsi Bromo terjadi Maret 2019,” kata Yulius kepada Wartawan,

Ia menambahkan, warga sudah terbiasa dengan erupsi Bromo. Jadi ketika erupsi semakin menggila atau tak kunjung berhenti, warga yang mayoritas bertani akan berlibur sejenak dari kegiatan cocok tanam. Ia juga tidak memungkiri jika hujan abu akan berpengaruh pada tanaman petani seperti kentang dan daun bawang.

“Sejauh ini masih belum ada laporan warga terkait kerusakan pertanian Pak, namun jika abu terus menghujani pasti ada dampaknya ke lahan pertanian,” imbuhnya.

Senada dengan sang camat, seorang petani Zainal juga menyampaikan jika ladang pertaniannya dihujani abu vulkanik. Meski begitu, tumbuhan yang ia tanam tidak sampai menguning terpapar abu, lantaran hujan air masih sering mengguyur.

“Meski Bromo erupsi, tapi di sini sering hujan Pak. Jadi gak terlalu berpengaruh, pada panen saat ini,” pungkas Zainal./detik/RD

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *