by

4 Negara Sukses Mengubah Kali Item Jadi Paling Bersih, Patut Dicontoh

MARGOPOST.COM | – Serbuk penghilang bau bernama Deogone telah disebar di Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu, 29 Juli kemarin. Penyebaran serbuk ini untuk membantu menyambut Asian Games 2018, agar Kali Item tak lagi menghantarkan bau menyengat.

Bahan Deogone adalah jamur pelapuk putih yang berfungsi mengoksidasi penguraian protein yang mengandung asam amino akibat bau limbah dari Kali Item.

Masalah kali atau sungai yang tercemar, bukan Indonesia saja yang mengalami. Negara lain seperti Jerman, Inggris, Prancis dan AS, pernah mengalami masalah yang sama.

Jerman

Mengutip situs Deutsche Welle, sejumlah sungai seperti Danube, Elbe dan Rhine pernah mengalami nasib seperti Kali Item.

Danube dan Rhine, yang merupakan sungai terpanjang di Uni Eropa, terkontaminasi akibat pembuangan domestik dan industri.

Namun, setelah tindakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) sejak 1970, polusi kimia dan organik di kedua sungai tersebut berkurang sampai 80 persen.

Sementara Elbe, sungai yang bersumber di Republik Ceko dan bermuara ribuan kilometer sebelah utara dekat Hamburg, pernah dianggap sebagai calon ‘sungai mati’.

Pada 1988, pakar biologi Veit Hennig dari universitas Hamburg, Jerman, menemukan campuran racun seperti 16 ribu ton Nitrogen, 10 ribu ton Fosfor, 23 ton air raksa, dan tiga ton campuran kimia Pentaklorofenol yang berkadar racun tinggi.

Semuanya bahan yang masih kategori berbahaya dan beracun (B3) ini dialirkan Sungai Elbe ke arah laut. Alhasil, ikan-ikan yang hidup di sungai itu mati.

Untuk memperbaiki kondisi sungai, pemerintah menutup banyak pabrik serta melakukan pemurnian air limbah dari kanalisasi yang dilakukan secara terus-menerus.

Selama 10 tahun, pemerintah Jerman merogoh kocek hingga 100 juta euro (Rp1,65 triliun, untuk kurs saat ini) untuk melakukan operasi pembersihan sungai besar-besaran. Operasi tersebut melibatkan pembangunan 239 pabrik pengolahan air, baik di Republik Ceko maupun Jerman.

Secara bertahap tingkat polusi di Elbe berkurang sebesar 60-70 persen. Saat ini sebagian besar sungai memenuhi standar kebersihan air Uni Eropa. Ada 94 spesies ikan berkembang di sungai tersebut.

Inggris

Menurut The Telegraph, Sungai Thames pernah mengalami sejarah suram. Sungai yang letaknya strategis lantaran berada di dekat Gedung Parlemen London yang terkenal dengan jam raksasa Big Ben tersebut pernah menjadi tempat penampungan limbah rumah tangga, termasuk kotoran manusia dan industri.

Tak pelak, Thames pernah dijuluki The Great Stink atau The Big Stink, lantaran bau yang sangat menyengat karena kandungan H2S pada sungai tersebut. Kemudian, pada 1932, terjadi wabah kolera besar-besaran yang menjangkiti penduduk kota London.

Akibatnya ribuan orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Puncaknya pada 1957, di mana Thames dideklarasikan sebagai sungai yang mati secara biologis.

Hal ini dikarenakan kehidupan baik ikan maupun burung tidak ditemukan lagi di sana akibat rendahnya kadar oksigen terlarut di air sungai serta racun yang terkandung dari polusi.

Sejak itu pemerintah mulai mencanangkan berbagai program pengelolaan sungai. Dimulai dengan mega proyek konservasi dan modernisasi sistem saluran pembuangan kotoran manusia, perbaikan sistem pembuangan limbah industri.

Tak hanya itu, pemerintah juga membentuk berbagai otoritas yang bertugas untuk mengelola sungai, sumber air, banjir, polusi serta saluran pembuangan kotoran manusia.

Di samping itu pula berbagai peraturan diterbitkan guna mengatur segala kegiatan terkait pemanfaatan sungai dan pengendalian saluran pembuangan kotoran manusia.

Alhasil, sejak 1970, berbagai program tersebut mulai memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan. Ikan dan burung kembali ke sungai yang menandai pencemaran di sungai sudah mulai berkurang.

Menurut catatan sekitar 125 jenis ikan berenang di sungai ini termasuk ikan salmon dan trout. Selain itu sekitar 400 spesies hewan tidak bertulang belakang hidup di lumpur, di tengah, dan tepian sungai. Hingga kini, program bernama “Thames River Clean Up” atau “Pembersihan Sungai Thames” terus dilakukan.

Prancis

Bassin de la Villette di ibu kota Paris merupakan zona kolam renang baru di cekungan kanal La Villette. Keberadaan kolam kanal baru ini membuktikan bahwa jika di daerah perkotaan yang pernah tercemar akut di masa lalu ini bisa dipakai renang oleh warga kota.

Mengutip Citylab, warga sampai rela antre untuk renang di situ. Bassin de la Villette dibuka sebagai bagian dari festival musim panas yang sangat populer di Paris Plages.

Keberhasilan kolam kanal baru ini juga telah mendorong perhatian kota untuk turut mengatasi jalur air paling terkenal di Paris, yakni Seine.

Berenang di Seine telah dilarang sejak 1923, namun setelah Paris ditunjuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2024, Pemerintah Kota Paris berencana untuk membuat sungai tersebut secara resmi dapat dilalui.

Amerika Serikat

Charles River Conservancy menyebut Sungai Charles yang sebelumnya tercemar menjadi sungai terbersih di negeri Paman Sam.

Rekreasi berenang telah dilarang di Charles sejak 1950-an, ketika pantai dan tempat pemandian ditutup. Tapi, sejak 1995 yang menjadi tahun inisiatif kesehatan lingkungan telah membersihkan pencemaran yang terjadi di sungai tersebut.

Pada 2013, menurut Thecharles, Conservancy telah menyelenggarakan hari-hari berenang umum dan lomba berenang satu mil dengan lebih dari 1.400 orang peserta. Air ini diuji 48 jam sebelum acara dimulai untuk memastikan keamanan publik.

Tujuan utamanya saat ini adalah untuk membangun fasilitas kolam renang yang mudah diakses dan permanen di Charles. Jika diimplementasikan, taman renang tersebut akan berada di North Point Park, di sepanjang perbatasan Cambridge dan Boston.

Saat masih dalam tahap perencanaan, Conservancy mengadakan pertemuan publik untuk mendapatkan umpan balik mengenai rencananya dan secara aktif berupaya membawa taman renang menjadi kenyataan. (Viva) //PUT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *