by

Bos Bulog Budi Waseso Akui Sempat Ada Beras Kedaluwarsa di Gudang

MARGOPOST.COM  | Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang akrab dengan sapaan Buwas membenarkan kalau di Gudang Bulog sempat ada beras kedaluwarsa. “Saya luruskan, tolong sampaikan kembali, yang kemarin diberitakan ada beras kedaluwarsa di Bulog, memang ada. Dan itu sudah kita pisahkan,” kata dia di Bandung, Rabu, 13 Februari 2019.

Buwas mengatakan, beras kedaluwarsa itu sengaja dipisahkan dan disimpan dalam gudang terpisah. “Kita sterilisasikan, dipisahkan dengan beras yang lain. Itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 tahun 2018 (tentang pengelolaan cadangan beras pemerintah) bahwa beras itu disposal,” kata dia.

Menurut Buwas, Perturan Menteri Pertanian itu mengatur soal tata cara pemusnahan beras cadangan pemerintah yang sudah kedaluwarsa. Beras kadaluwarsa itu sengaja dikumpulkan untuk dimusnahkan, tinggal menunggu persetujuan Menteri Pertanian. “Ya, akan di disposal. Itu dalam rangka menunggu penetapan proses disposal,” kata dia.

Buwas menjamin, beras kedaluwarsa itu tidak bocor. “Jadi yakinlah, beras yang tadi tidak layak guna akan menyebar, tidak mungkin. Karena itu sebenarnya sudah kita karantina, sudah kita kumpulkan di gudang tertentu, sudah kita sterilisas, jadi tidak mungkin (menyebar),” kata dia.

Namun Buwas tidak merinci jumlahnya. “Ada beberapa. Yang kita lihat di beberapa wilayah memang ada. Dan semua yang ada turun mutu itu sudah kita pisah-pisahkan, tidak akan mungkin keluar (dari gudang Bulog). Justru kita ingin menjamin kualitas beras untuk masyarakat Indonesia,” kata dia.

Lebih jauh Buwas mengklaim, Bulog kini sudah memisahkan beras yang kualitasnya buruk. “Kita tidak sembarangan lagi. Justru kita memisahkan dari beras-berasa yang tidak layak, yang sudah turun mutu, jadi sudah kita pisahkan. Jadi tidak ada lagi itu, beras itu memang sudah kita pisahkan,” kata dia.

Sebelumnya pernah diberitakan bahwa tak hanya ratusan ton beras tapi juga gula pasir kedaluwarsa ditemukan di gudang Bulog di Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Komoditas itu dikirim dari PTPN pada 2017 silam untuk dipasarkan di daerah, namun pada kelanjutannya tak jadi dijual karena harga di pasar lokal lebih murah ketimbang milik Bulog./tempo/ratu

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *