by

Dedi Nursyamsi: Hilirisasi Produk Pertanian  Menjadi Kata Kunci untuk Meningkatkan Nilai Tambah dan Tujuan Akhirnya Peningkatan Pendapatan Para Petani

MARGOPOST.COM | Bogor – Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara – Bogor menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume 8 Tahun 2023 dengan tema “Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian”. Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada tanggal 19 September 2023 secara online.

Kegiatan PSPP ini akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 19 – 21 September 2023 di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor dengan peserta pelatihan sebanyak 60 orang secara tatap muka dan secara online serentak di seluruh UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya, dengan target jumlah peserta pelatihan sebanyak  1,8 juta orang. Diantaranya terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia.

Narasumber pelatihan ini antara lain Badan PPSDMP, BSIP, Akademisi, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, praktisi, serta pejabat pada instansi yang terkait dengan peningkatan nilai tambah pertanian. Dengan pemaparan materi pelatihan yang meliputi kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, hilirisasi produk pertanian terstandar menuju kemandirian pangan, pengawetan bahan pakan ternak.

Dalam rangkaian acara pembukaan di hari Selasa, tanggal 19 September 2023, didahului pembukaan secara soft launching  oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan arahan, tujuan pembangunan pertanian adalah, pertama menyediakan pangan bagi 280 juta penduduk Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, yang kedua meningkatkan kesejahteraan petani dan yang ketiga menggenjot export.

Fokus bicara pada peningkatan kesejahteraan petani Dedi Nursyamsi mengatakan, kesejahteraan petani baru meningkat manakala pendapatannya meningkat. Kalau pendapatan meningkat berarti harus diawali dengan produktivitasnya yang meningkat. Tetapi masalahnya meningkatnya produksi dan produktivitas para petani  belum tentu sejalan dengan meningkatnya pendapatan, karena akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan para petani dan biaya produksi juga.

“Oleh karena itu nilai tambah dan keuntungan dari produk yang dihasilkan itu harus meningkat. Tentu dengan cara harus diolah terlebih dahulu,” kata Dedi menyerukan.

Sebagai contoh, petani padi jangan menjual padi saja, minimal harus bisa menjual beras dan lebih bersyukur lagi jika bisa menjual produk-produk pangan berbasis beras. Petani jagung jangan menjual jagung saja, minimal bisa mejual produk pakan ternak, lebih bersyukur lagi jika bisa menjual telor unggas. Selain itu petani jagung bisa juga menjual susu ternak, karena produk jagung dapat diolah menjadi pakan ternak untuk sapi perah. Disamping itu ketika produk jagung diolah menjadi pakan ternak maka akan meningkatkan harga jual produknya dua kali lipat. Apalagi jika bahan mentah dikonversi menjadi berbagai hasil peternakan, seperti dalam contoh diatas  telur unggas dan susu sapi, maka hasilnya akan berlipat ganda. Inilah yang dinamakan meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Ini harus dikelola secara serius dan maksimal oleh para petani  kita.

“Jadi petani itu bukan hanya sebagai pelaku produksi di hulu, tapi petani itu juga harus berperan sebagai pelaku usaha di hilir. Karena semakin ke hilir  duitnya semakin gede dan resikonya semakin kecil, sedangkan di hulu semakin ke hulu duitnya semakin kecil tapi resikonya semakin gede ”, pungkas Dedi menutup arahannya dalam soft launching.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Dr. Wasis Sarjono sebagai Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor dan  Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi sebagai pemateri.

Dalam sesi diskusi Dedi Nursyamsi menyampaikan, tujuan pembangunan pertanian selain penyediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia dan juga sangat penting dilakukan menggenjot produktivitas  pertanian untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.  Tujuan yang ke tiga penting dilakukan adalah untuk menggenjot export produk pertanian. Export selain untuk pendapatan negara juga menyangkut harga diri suatu bangsa, karena negara-negara peng-export akan lebih punya harga diri yang lebih tinggi dibanding negara-negara peng-import. Berkaitan dengan export maka kualitas produk pertanian harus ditingkatkan ke level premium agar mampu menembus pasar dunia.  /brl.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *