by

Proyek Pengolahan Sampah Sunter Diperkirakan Mulai Tahun Ini

MARGOPOST.COM | Jakarta –– Fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) direncanakan berada di Sunter, Jakarta Utara disebut bakal mulai dibangun tahun ini. Namun, fasilitas untuk membantu TPST Bantargebang itu dinilai bisa terwujud jika seluruh persyaratan sudah selesai dan tidak terjadi sengketa lahan.

“Kalau jadwalnya enggak mundur lagi, di Desember ini,” kata Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Bantar Gebang, Asep kepada CNNIndonesia.com, Senin (17/9).

Meski demikian Asep enggan terlalu percaya diri dengan target tersebut. Sebab pembangunan ITF Sunter masih berproses di banyak hal.

Asep menegaskan pembangunan ITF Sunter masih berjalan sesuai jadwal hingga saat ini. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) disebut masih mengurus perjanjian dengan perusahaan mitra dalam proyek ini, yakni Fortum asal Finlandia.

Selain pemrosesan perjanjian antarperusahaan, menurut Asep saat ini masih diurus izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Proses serah terima lahan juga masih berlanjut hingga saat ini.

“Kalau kendala masih on the track jadi karena semua masih dalam proses masih sesuai jadwal,” katanya.

ITF Sunter merupakan situs pengolahan sampah dalam kota yang ditargetkan mengurangi beban kerja Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Tempat itu diperkirakan dapat mengolah sampah hingga 2.200 ton, dari total 7.500 ton sampah yang dihasilkan penduduk DKI Jakarta setiap hari.

Tak hanya itu sampah yang diolah di ITF Sunter bakal diubah menjadi daya listrik sebesar 35 Megawatt. ITF Sunter adalah satu dari empat proyek pengolahan sampah modern yang direncanakan berdiri di Jakarta.

Proyek ITF Sunter sudah diresmikan oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada 20 Mei lalu. Sandi menyebut ITF Sunter dapat menyerap 7.000 lapangan kerja bagi warga di Jakarta Utara.

Fasilitas itu harus segera dibangun karena TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, hanya sanggup menampung pembuangan sampah warga DKI Jakarta hingga 2027.

Kepala Unit Pelaksana Teknis TPST Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan, sampah yang kini ditangani pihaknya mencapai rata-rata 6.500-6.700 ton per hari. Itu semua ditumpuk di lahan TPST seluas 110 hektare yang terbagi di tiga wilayah kelurahan, yakni Sumurbatu, Ciketing Udik dan Cikiwul Kecamatan Bantargebang.

Sejauh ini, kata Asep, pengolahan sampah tersebut masih memanfaatkan sistem penumpukan konvensional. Mendatang, lanjutnya, bakal dimanfaatkan teknologi tumpukan sampah atau sanitary landfill yang saat ini masih dalam tahapan lelang.

“Kalau sistem sanitary landfill dan geomembran sudah berjalan, umur TPST Bantargebang diproyeksikan bisa lebih panjang, yakni berakhir pada 2032,” kata Asep beberapa waktu lalu. //cnnindonesia/mp,ratu

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *