by

Peningkatan Kompetensi Petugas Inseminasi Buatan Dalam Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungannya

MARGOPOST.COM | Bogor – Sejak ditandatanganinya kerjasama Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya manusia antara Balai Embrio Ternak ( BET ) Cipelang Bogor dengan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor pada hari rabu tanggal 6 Februari 2019, BET Cipelang saat ini sedang menyelenggarakan Pelatihan Petugas Inseminasi Buatan (IB) Angkatan I yang diselenggarakan sejak tanggal 21 Februari sampai dengan 13 Maret 2019.
Materi yang diberkan oleh narasumber dari BBPKH Cinagara adalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di lingkungan kerjanya. 3 (tiga ) hal utama sebagai prinsip dasar K3 yang perlu diperhatikan yaitu : usaha kesehatan dan keselamatan kerja (K3), status kesehatan pekerja dan pengkajian bahaya potensial lingkungan kerja.
“Seorang petugas penanganan reproduksi ternak (inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan, petugas asisten teknis reproduksi,rekording dan supervisor inseminasi buatan harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk menerapkan kesehatan, keselamatan kerja serta lingkungan. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dilingkungan kerja pada pelatihan petugas inseminasi buatan (IB) angkatan I ini mengacu pada SKKNI bidang ternak rumiansia besar dengan kode unit kompetensi NAK. TR01.001.01,” menurut Yuniawan, S.Pt., M.Sc., Widyaiswar BBPKH, Jumat (01/03/2019).


Pelatihan IB angkatan I yang diselenggarakan di BET Cipelang diikuti oleh 33 orang peserta pelatihan yang berasal dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Provinsi Kalimantan Barat, Provisni Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Provinsi Maluku, Maluku Utara, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian dan dari BET Cipelang Bogor.
“Diharapkan hasil pelatihan IB ini dapat meningkatkan kompetensi dari para petugas dilapangan sehingga target dari program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) akan lebih meningkat lagi dengan ditunjang dengan petugas yang kompeten,” tutup Yuniawan.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *