MARGOPOST.COM | – Lagi-lagi wastra Nusantara unjuk gigi. Setelah dipamerkan di Amerika Serikat; kali ini kain Indonesia berjenis batik akan dipamerkan di Paris, Prancis.
Batiknya berasal dari produksi industri kecil dan menengah (IKM) yang digandeng oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Mereka akan berpartisipasi dalam ajang pameran kelas dunia bertajuk Indonesia Batik For The World di UNESCO Headquarters di Paris.
Dalam pameran ini, Ditjen IKM juga memberikan fasilitas berupa gerai kepada IKM batik tulis kelas premium yang diminati pasar Eropa. Adapun pengrajin yang diboyong rata-rata berasal dari Semarang, Kudus, Cirebon, dan wilayah Jawa Timur.
“Melalui pameran ini, kami berupaya melestarikan batik sebagai warisan bangsa yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam keterangan tertulis, dalam Kontan, 28 Mei lalu.
Pameran ini dijadwalkan berlangsung pada 6-12 Juni 2018 dan ditargetkan akan dipadati oleh kurang lebih 5.000 pengunjung dari berbagai negara.
Selain para pelaku IKM, acara ini juga diikuti oleh tiga nama besar perancang Tanah Air. Mereka ialah Oscar Lawalata, Edward Hutabarat, dan Denny Wirawan.
Ketiganya sempat menceritakan soal persiapan jelang pameran berkelas internasional tersebut. Mereka juga memuji pengaturan pamerannya.
“Hari ini, kami mulai fitting pakaian, barang juga sudah di-loading. Lalu pengaturan untuk fashion show, panggung, dan lighting, semuanya sudah beres,” ujar Oscar kepada Wolipop di Paris, Senin (4/6/2018) malam.
Pada ajang Batik for the World ini, Oscar akan memeragakan delapan koleksi busana cocktail berbahan batik khas lima daerah di Jawa Timur.
Sementara itu, Edward hadir dengan batik pesisiran motif Mega Mendung dan Sawunggaling yang diolahnya menjadi sederet busana pengantin. Lalu Denny menawarkan koleksi gaun malam dari batik khas Kudus, Jawa Tengah. Dalam presentasi koleksinya, hadir pula kesan manis dengan aksesori dari Epa Jewelry.
Melihat antuasiasme pengunjung, angka target yang diharapkan bisa saja terjadi. Pasalnya, untuk hari pertama, pengunjung Batik for the World yang sudah mengonfirmasi untuk hadir mencapai lebih dari 1.400 orang.
Acara ini juga diliput oleh 100 media lokal serta luar negeri. Ini bisa sekaligus ajang berpromosi bagi Indonesia di mata dunia.
Sebab di acara ini para pengunjung juga terdapat menyaksikan berbagai pertunjukan seni, lokakarya mengenai berbagai ragam batik dan sejarahnya, proses pembuatan batik, hingga perkembangan industri batik di Indonesia.
Ini juga sejalan dengan misi Kemenperin yang ingin memerlihatkan kepada dunia tentang kualitas dan keunikan batik Indonesia. Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih pun sempat menuturkan bahwa batik Indonesia memiliki daya saing tinggi dari segi kualitas sehingga tak heran saat ini batik Indonesia memimpin pasar dunia.
Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik nasional mencapai US $58,46 juta pada 2017 dengan tujuan pasar utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Bahkan, potensi perdagangan produk pakaian jadi di dunia yang mencapai US $442 miliar menjadi peluang besar bagi industri batik dalam negeri untuk meningkatkan pangsa pasarnya lantaran batik adalah salah satu bahan baku produk pakaian jadi.//PUT
Comment