by

Melalui Deputi Pengembangan Pemuda, Kemenpora Dorong Santri Menjadi Pengusaha

MARGOPOST.COM | Kudus – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendorong santri menjadi pengusaha. Kemandirian ekonomi membuat seseorang terhormat, dan itu yang menyebabkan para kiai di daerah-daerah di Indonesia sangat dihormati. Itulah yang disampaikan Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam saat menghadiri Lokakarya Dukungan Program Pengembangan Kewirausahaan Pemuda di Pesantren/Pesantrenpreneur di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (25/7)

Niam yang juga menjabat sebagai Katib Syur’iyah PBNU mencontohkan sejarah Nahdhatul Ulama (NU) adalah sejarah enterpreneurship. Dikatakannya, sebelum NU dibentuk, organisasi yang didirikan adalah Nahdhatut Tujjar. “Nahdhatut Tujjar didirikan oleh Abdul Wahab Hasbullah pada 1912 yang saat itu berprofesi sebagai pedagang gula di Tambak Beras, Jombang,” katanya.

Dengan mandiri secara ekonomi, maka seseorang akan jauh dari penghambaan selain Allah SWT.“Kita lihat sejarahnya , organisasi Islam terbesar di Indonesia adalah NU. Khittah kelahiran NU bukan dari perkumpulan keilmuan, tetapi perkumpulan pedagang. Muhammadiyah pun demikian, Kiai Ahmad Dahlan adalah pedagang batik yang memiliki komitmen keislaman tinggi,” tambahnya.

“Sampai saat ini, cukup banyak pesantren di daerah yang menolak bantuan Pemerintah, karena khawatir adanya driving dan mempengaruhi independensi pesantren.
Dengan sejarah NU yang demikian, maka Kemenpora ingin mendorong para santri mengembangkan dunia usaha yang intinya adalah enterpreneur berbasis pada ilmu yang dimiliki oleh kaum santri itu sendiri, yakni ilmu agama.,” ujarnya. //PUT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *