by

Ini Janji Jakarta Utara Perbaiki Tanggul Laut Bocor di Muara Baru

MARGOPOST.COM | Jakarta -Wali Kota Jakarta Utara Syamsudin Lologau mengatakan akan ada perbaikan terhadap tanggul laut di Kawasan Muara Baru yang masih merembeskan air.

“Akan ada lanjutan pembangunan untuk diselesaikan supaya masyarakat tenang di sana,” kata Syamsudin di kantornya, Rabu, 23 Januari 2019.

Syamsudin mengatakan pihaknya telah melihat titik rembesan air laut di tanggul yang berada di RW020/RT17 Muara Baru, Jakarta Utara itu. Menurut dia perbaikan akan menyesuaikan kondisi tanggul. “Disesuaikan dengan yang sekarang,”.

Dari pantauan Tempo, tanggul di Muara Baru terdiri dari tanggul lama dan tanggul baru. Tanggul baru yang dibuat Kementerian Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPR) menjorok sekitar 200 meter ke arah laut dari tanggul lama.

Setidaknya terdapat tiga titik di tanggul lama yang masih mengeluarkan air laut dan membasahi jalanan.

Saat ditanya ihwal pihak yang terlibat dalam perbaikan di tanggul tersebut kedepannya, apakah dari Kementerian PUPR atau Pemerintah Provinsi DKI, Syamsudin tidak menjelaskan lebih detail. “Nanti kita liat porsinya,” ujar dia.

Sejumlah anak bermain di genangan air banjir rob di kawasan akses pintu masuk menuju pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, 2 Januari 2017. Pemprov DKI Jakarta berencana akan membuat tanggul penahan air rob dikawasan kampung baru yang berdampak pada pembongkaran permukiman dikawasan tersebut. Sebanyak 447 bangunan yang terdiri dari 200KK akan direlokasi ke sejumlah rusun seperti Rusun Muara Baru Pluit Jakarta Utara. TEMPO/M Iqbal Ichsan

Ketua RW020 Muara Baru, Nur Rohman mengatakan air bisanya merembes di tanggul saat waktu pasang. Volume air rembesan tergantung dari ketinggian air laut. “Kalau air sejajar dengan tinggi tanggul yang lama airnya bisa banyak,” kata dia Jumat, 18 Januari 2019.

Menurut Nur, masih merembesnya air dari tanggul lama karena tidak adanya pondasi tiang pancang.

Nur berujar, tanggul lama hanya terbuat dari bronjong atau kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang diisi batu-batu. Biasanya dipasang di tebing untuk mencegah erosi. “Karenanya mungkin kurang rapat,” ujar dia./tempo/ratu

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *