by

Brachmaking Agribisnis Ternak Sapi Potong di Kelompok Ngudi Makmur Kabupaten Sleman

MARGOPOST.COM | Bogor – Kabupaten Sleman memiliki populasi sapi potong sebanyak 32.812 ekor. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kabupaten Sleman menjadi sentra populasi Sapi Potong di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Usaha ternak Sapi Potong di Kecamatan Ngaglik masih didominasi oleh peternakan rakyat sebagai usaha sampingan dari usaha tani tanaman pangan yang dilakukan petani di pedesaan dengan jumlah kepemilikan ternak Sapi sedikit. Jumlah pemilikan ternak Sapi di rata-rata berkisar 2-5 ekor induk.
“Salah satu kelompok ternak di Kabupaten Sleman yang eksis dan telah mengukir prestasi ke tingkat Nasional adalah Kelompok Petani Ternak Ngudi Makmur yang terletak di Dusun Wonorejo RT. 05 RW.08, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman .Target yang dihasilkan dari usaha budidaya sapi potong oleh kelompok tersebut adalah menghasilkan anak dari perkawinan alami maupun Inseminasi Buatan (IB) untuk dipelihara kembali baik sebagai calon induk maupun bakalan sebagai bahan penggemukan yang selanjutnya dijual pada momen hari raya Idul Adha/Qurban sehingga pendapatannya lebih besar di banding hari biasa,” ujar drh. E Nia Setiawati, MP., Widyaiswara BBPKH, Selasa (26/03/2019).


Dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak serta memanfaatkan budidaya kelompok ternak Ngudi Makmur mengembangkan lahan kelompok yang ditanami hijauan pakan ternak selain hijauan, ternak juga diberikan pakan konsentrat. Saat terjadi kekurangan pakan, anggota kelompok Ngudi Makmur telah terbiasa membuat pakan alternative seperti silase komplit, biofermentasi jerami dan complete feed. Atas berkembangnya berbagai usaha yang dilakukan, maka pada tanggal 25 Juni 2010 kelompok ternak ngudi makmur diresmikan sebagai pusat incubator agribisnis (PIA) dan dikukuhkan unit usaha pembuatan pupuk menjadi rumah kompos tani subur. Saat ini, produksi kompos mencapai 1,5-2 ton perhari dan pemasaran selain untuk wilayah sleman juga telah dapat memasarkan keluar pulau jawa seprti ke Kalimantan melalui INSTIPER Yogyakarta, juga bermitra dengan instansi pemerintah, swasta serta Perguruan Tinggi.
Kelompok Ngudi Makmur juga mengolah limbah ternak sapi dan kambing menjadi pupuk organik/kompos juga menghasilkan beberapa produk lainnya yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pupuk organic, yaitu pembuatan Bio Stater dengan bahan dan cara pembuatan sebagai berikut :
Bahan yang digunakan
1) Rumen Sapi​: 2 Ltr
2) Terasi​​: 0.5 Ons
3) Bekatul​​: 1 Kg
4) Nanas​​: 1 Bh
5) Ragi​​​: 6 Bh
6) Tetes tebu​​: 2 Ltr
Cara pembuatan:
1) Masukkan air 10 liter, tetes tebu 2 liter, terasi ½ ons yang sudah dicairkan, ragi yang sudah halus, parutan nanas, bekatul direbus mendidih sudah dingin, rumen sapi kedalam drum fermentasi.
2) Aduk sampai tercampur merata searah
3) Tutup drum diamkan selama 1 minggu, buka aduk searah dan tutup kembali.
4) Setelah 2 minggu cek kalau sudah harum baunya berarti sudah jadi siap digunakan.
Catatan :
Selama proses fermentasi biasanya akan ke luar belatung ini berarti stater yang kita buat bagus, biarkan sampai mati dan akan menjadi sumber protein bagi mikroba.
“Semoga tulisan ini menambah wawasan bagi para peternak tentang bagaimana pengembangan usaha beternak sapi potong yang berkelanjutan sampai pengolahan limbah peternakan dan tergabung dalam Kelompok yang handal, guna diperolehnya keuntungan yang optimal sehingga pendapatan peternak meningkat dan sejahtera,” tutupnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *