by

Praktek dan Simulasi Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis di Minahasa

MARGOPOST.COM | Minahasa – Pengalaman terbaik dalam proses pembelajaran dalam siklus Competency Based Training (CBT) adalah “learning experience”. Melalui metode praktek dan simulasi, kompetensi peserta pelatihan semakin meningkat dan melekat, karena ada proses mengalami, observasi dan action/tindakan.
“Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Tertarget dan Penyakit Infeksi Baru (PIB) Untuk Petugas Lapang Dengan di Kabupaten Minahasa, kerjama BBPKH Cinagara, Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen PKH dan FAO ECTAD berlangsung dari tanggal 7 sampai 10 Agustus 2018. Peserta pelatihan berasal dari lintas tiga sektor yaitu kesehatan hewan, kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup dan kehutanan, dalam hal ini instansi peserta berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa dan BKSDA Provinsi Sulawesi Utara. Pelatihan diselenggarakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tondano Utara”, menurut Widyaiswa BBPKH, drh. Dwi Windiana, M.Si,. Jumat (10/08/2018).


“Rabies dan Avian Inluenza (Flu Burung) merupakan penyakit zoonosis (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya) yang terdapat di Kabupaten Minahasa. Kasus Rabies di Kabupaten Minahasa sangat tinggi, salah satunya dikarenakan adanya budaya kontak masyarakat yang dekat dengan hewan penderita rabies (HPR) seperti anjing, kucing, musang, dan kera. Sementara itu meskipun terdapat kasus Avian Influenza positif pada ayam dan itik, namun belum pernah ditemukan kasus pada manusia”, ujar Dwi.
“Praktek pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dalam pelatihan ini menggunakan hewan ayam, itik, anjing dan babi. Pada ayam dilakukan pengambilan darah untuk contoh pengiriman sampel ke laboratorium, praktek Rapid Test Flu Burung dengan sampel mucus orophyarinx dan cloaca, sedangkan praktek dengan menggunakan hewan itik melalui bulu muda untuk deteksi infeksi Flu Burung”, kata Kepala Bidang Penyelangaraan Pelatihan BBPKH, Ir. Agus Triyanto, M.Si.
“Praktek pengambilan sampel darah pada anjing dilakukan untuk mengukur titer antibodi Rabies dan juga dilakukan praktek pengambilan sampel kepala anjing untuk identifikasi virus Rabies. Praktek pengambilan darah pada babi langsung melalui jantung untuk pemeriksaan penyakit pada babi. Sedangkan simulasi dilakukan dalam rangka penanganan wabah penyakit Avian Inluenza pada ayam” tutpnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *