HINDU SUNDA (-1527)
Abad ke-10 SM : Zaman Neolithikum atau Batu-baru, masa pemukiman awal di mulut sungai Ciliwung.
Abad ke-2 SM : Zaman Perunggu-besi, penggunaan perunggu-besi sebagai alat-alat keperluan hidup sehari-hari.
Abad 450 M : Pemukiman permanen di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa.
Abad ke-5 M : Prasasti Tugu dari Kerajaan Tarumanegara.
414 M : Biksu Fa-Hsien terpaksa mendarat di pantai Jawa Barat.
Abad ke-7-8 M : Patung-patung Wishnu dari Cibuaya, sebelah timur Jakarta.
Abad ke-13 M : Pelabuhan di Sunda pertama kali disebut.
Abad ke-14 M : Temuan lempeng tembaga Kebantenan dari Kerajaan Pajajaran.
1405-1424 : Zheng-Ho, duta besar Wangsa Ming dari Tiongkok berlayar ke Jawa; sebuah kapal armadanya berlabuh di sekitar Ancol.
1512 : Putra Mahkota Pajajaran meminta bantuan Portugis yang baru saja merebut Malaka pada tahun 1511.
1513 : Kapal-kapal Portugis dibawah komando de Alvin berlabuh untuk pertama kalinya di Sunda Kelapa, Tome Pires menulis tentang pelabuhan Kalapa dan mencatat pemukiman orang-orang Muslim di Cimanuk telah mencemaskan pemerintahan Pajajaran.
1522 : 21 Agustus, Perjanjian antara Portugis dengan Sunda, dilakukan penanaman batu padrao di pantai Sunda Kelapa.
1526 : 23 Oktober, Francisco de Sa berangkat dari Malaka ke Pulau Bintan (termasuk dalam ekspedisi Mascarenhas) untuk merebut kubu bekas Sultan Malaka
: November, Pelabuhan Sunda Kelapa ditaklukkan dan dihancurkan oleh bala tentara Cirebon pimpinan Fatahillah.
: Akhir November, Pembunuhan 30 awak kapal Brigantin D.Coelho, yang terdampar di Pantai Kalapa.
: Desember, Fr. De Sa dihalangi mendarat dipantai Jawa Barat oleh pasukan Cirebon. Karena kurang kuat, maka Fr. De Sa memasang dua padrao, yang satu dekat Banten dan yang lain di muara Cigede sebelum pulang ke Malaka.
1527 : Ekspedisi Portugis yang kedua untuk memaksa pendirian sebuah benteng di Kalapa (atau Banten), karena para awak kapal berontak, karena masalah upah. (jakarta.go.id/Hdr.*
Comment