MARGOPOST.COM | Bogor – Penggunaan pupuk anorganik yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun secara intensif dan berlebihan telah menyebabkan kerusakan struktur tanah, soil sickness (tanah sakit) dan soil fatigue (kelelahan tanah) serta inefisiensi penggunaan pupuk anorganik. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan, penggunaan pupuk organik menjadi solusi dalam mengurangi degradasi atau penurunan mutu lahan. “Selain menyediakan unsur hara tanaman, pupuk organik juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah, meningkatkan daya tahan dan daya serap air, serta memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah,” ujarnya.
Kementerian Pertanian RI meminta penyuluh terus mendorong petani memakai pupuk organik, untuk ketahanan lingkungan dan produk berkualitas. “Pupuk, salah satu sarana produksi yang penting untuk pertanian. Pemerintah selalu alokasi anggaran besar dengan kebijakan pupuk bersubsidi bagi petani agar mendapat pupuk berkualitas,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.
Upaya pemerintah untuk mendukung petani dalam dalam kemandirian mengembangkan pupuk organik adalah dengan memfasilitasi kegiatan pengembangan penggunaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Dengan fasilitasi bantuan UPPO tersebut, diharapkan petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik insitu secara optimal. Untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor melaksanakan kegiatan Workshop Pemeliharaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang diselenggarakan dari tanggal 17 s.d. 18 Maret 2022 di Kelompok Tani Garuda Jaya Kelurahan Rancamaya Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor.
Workshop pemeliharaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) ini di buka oleh Ibu Uri Oktaria Utari, S.Hut. selaku Koordinator Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor, dihadiri juga oleh 2 orang narasumber yaitu Bapak Nisfuadi, SE. (Kasie Pupuk anorganik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian) dan Bapak Yuniawan, S.Pt., M.Sc. (Widyaiswara Ahli Madya BBPKH Cinagara Bogor) serta 15 orang peserta dari wakil kelompok tani penerima UPPO di kota bogor, 2 orang penyuluh dan 3 orang perwakilan bidang TPHP Kota Bogor.
Materi yang disampaikan pada Workshop ini yaitu Kebijakan Pengelolaan UPPO, Teknis Pemeliharaan dan Pengelolaan UPPO, Pembuatan Pupuk Organik Padat, Pembuatan Pakan Ternak dan Pembuatan Pupuk POC (Pupuk Organik Cair). Disela-sela pemberian materi disampaikan pula sekilas mengenai Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara yang berperan sebagai implementasi dan tupoksi lembaga pelatihan pertanian dalam rangka peningkatan SDM pertanian, ujar Yuniawan.
Harapan para peserta agar kegiatan workshop seperti ini perlu lebih sering dilaksanakan terutama materi teknis peternakan sebagai penunjang utama kegiatan pengembang UPPO di kelompok tani /ternak lainnya agar pembangunan pertanian Indonesia lebih Maju, Mandiri dan Modern. YNW
Comment