MARGOPOST. COM | Mentan Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa pertanian maju, mandiri, modern mensyaratkan adanya proses pembelajaran yang tak pernah berhenti. Dua hal penting adalah proses learning lewat sekolah dan unlearning melalui percontohan. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi yang mengatakan keberhasilan pembangunan pertanian tak lepas dari peran semua pihak. SDM Pertanian memberikan kontribusi yang cukup baik dalam mendukung program pembangunan pertanian. Dalam mewujudkan hal tersebut BBPSDMP menekankan kepada UPT Pelatihan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perannya selaku penyelenggara pelatihan yang secara langsung terjun dalam meningkatkan kapasitas SDM Pertanian.
Kepala BBPKH Cinagara Bogor, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt., M. Si memberikan sambutan sekaligus membuka Pertemuan Pembahasan Kurikulum dan Bahan Ajar One Health dengan titik krusial pengendalian Zoonosis prioritas seperti Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI), Anthraks dan Rabies serta Penyakit Infeksi Baru (PIB) seperti Nipah. Untuk mengantisipasi perkembangan isu global one health BBPKH Cinagara bekerjasama dengan Direktorat Kesehatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan gelar Pertemuan Pembahasan Kurikulum dan Bahan Ajar One Health (OH) menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO) untuk supporting, pada Senin (26/04/2022). Kegiatan workshop berlangsung secara Offline di buka oleh Kepala BBPKH Cinagara Dr. Wasis Sarjono, S. Pt., M.Si. Country Team Leader of Emergency Centre for Transboundary Animal Disease (ECTAD) Indonesia, Luuk Schoonman, DVM, Ph.D memberikan sambutan apresiasi terhadap BBPKH Cinagara yang telah melaksanakan pertemuan ini untuk mendukung FAO ECTAD kedepan dalam pelaksanaan pelatihan untuk petugas lapang, pertemuan ini merupakan titik krusial. Titik point secara offline dengan protokol kesehatan bertempat di Hotel Mirah Kota Bogor, Jawa Barat.
Melalui revitalisasi kurikulum dan bahan ajar konsep pendekatan one health dalam respon zoonosis prioritas dan PIB akan diintegrasikan ke dalam rencana pembelajaran. Isu global itu yaitu penanggulangan penyakit zoonosis prioritas dan Emerging diseases (EID)/PIB. Dr. Wasis dalam sambutannya mengatakan “Pembahasan penyusunan kurikulum dan bahan ajar OH harus selalu diperbaharui untuk peningkatan mutu”. “Sesuai perkembangan kesehatan global saat ini dan prediksi ke depan, bahwa munculnya kasus penyakit baru yang bersifat zoonosis Prioritas dan PIB yang kondisi ini sangat berhubungan erat dengan penanganan, pengendalian dan pemberantasan penyakit, maka perlu ditanamkan secara dini dan berkelanjutan pada petugas lapang, dan diimplementasikan dalam kurikulum pembelajaran” ujar
Turut memberikan sambutan dari FAO ECTAD Indonesia. “Global health security program, Kerjasama FAO Indonesia dan BBPKH Cinagara serta Dirjen PKH mendorong untuk memperkaya kurikulum dan bahan ajar pelatihan pada BBPKH Cinagara dengan cara merevitalisasi kurikulum dan bahan ajar menyesuaikan dengan perkembangan zaman” ungkap Luuk. Dr. Wasis Meyampaikan materi Revitalisasi Kurikulum dan Bahan Ajar : Penyusunan Kurikulum dan Bahan Ajar di Era Industri 4.0 untuk Mendukung Untuk kelancaran proses integrasi konsep one health ke dalam pembelajaran petugas lapang di tingkat provinsi/kabupaten/kota. Peserta Pertemuan Pembahasan Kurikulum dan Bahan Ajar OH ini diikuti Widyaiswara Spesialisasi Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) BBPKH Cinagara, perwakilan dari Direktorat Keswan dan Kesmavet, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI; Perwakilan FAO ECTAD Indonesia. “Seperti diketahui isu-isu global terus berkembang, yang menjadi tantangan dan peluang BBPKH Cinagara. Pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada FAO atas supportingnya dan Dirjen PKH, semoga kerja sama ini terus berjalan semakin maju” begitu harap Wasis. (NL/BBPKHCINAGARA)
Comment