MARGOPOST.COM | Bogor – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Training Of Trainer (TOT) sistem pengelolaan Taxi Alsintan bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian pada Rabu (23/3).
“Masyarakat dunia terus berjuang bangkit dari keterpurukan karena pandemi Covid-19, apalagi ada isu iklim. Untuk itu, seluruh stakeholder pertanian harus inovatif, kreatif, dan bekerja keras agar terus tumbuh. Bukan hanya tumbuh, efisiensi dan kualitas pertanian harus dipertahankan. Melalui TOT ini semua tekad dibulatkan,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.
Diketahui, TOT ini digelar secara hybrid. Penyelenggaraan secara offline dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, 23-25 Maret 2022. Melalui TOT-SPTA ini diharapkan peserta bisa menyusun materi dan bahan ajar tentang pengelolaan Taxi Alsintan. Format penyelenggaraannya melalui offline dan online. Secara Online BPP Rangkasbitung menyaksikan melalui Link yang sudah disediakan panitia dan dapat diikuti secara offline, program ini bisa diakses melalui 10 LMS termasuk PPMKP Ciawi. Untuk PPMKP Ciawi mengakomodir peserta dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Sementara itu, Mentan menambahkan postur pertanian Indonesia harus tumbuh berkelanjutan.
Untuk tahapan pengelolaan sistem Taxi Alsintan, terdiri dari perencanaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan pemanfaannya. Peserta juga diharapkan mampu menyampaikan materi dan bahan ajar kepada lainnya. Melengkapi informasi, Kementan juga sudah menunjuk beberapa badan usaha sebagai Mitra Taxi Alsintan. Sebut saja, CV. Karya Hidup Sentosa, PT. Yanmar Indonesia, dan PT. United Tractor.
“Semua potensi harus dioptimalkan, apalagi kinerja pertanian bagus. Kami gembira karena respon terhadap agenda TOT bagus. Kegiatan ini diikuti 13.586 orang peserta dari target 7.314 peserta. Artinya, semua memiliki keinginan untuk maju, mandiri, dan modern,” tegas Mentan Syahrul.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperbesar optimalisasi serapan kredit usaha rakyat (KUR) pertanian. Muaranya tentu produktivitas ekonomi pertanian dari hulu hingga hilir. “Serapan KUR secara menyeluruh harus naik tahun ini. Pemerintah sudah memberikan support besar berupa permodalan melalui KUR. Kami optimistis manfaat ekonomi yang akan diterima petani akan semakin besar, selain realisasi ketahanan pangan nasional,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
“Kondisi perekonomian saat ini kondusif, apalagi kasus Covid-19 terkendali dan terus ditekan. Situasi ini tentu menjadi momentum yang bagus untuk mengembangkan usaha pertanian. Dengan sinergi solid seluruh stakeholder pertanian, kami optimistis postur pertanian Indonesia akan tumbuh berkelanjutan signifikan,” lanjut Syahrul.
Secara umum, mekanisme pelaksanaan TOT-SPTA terbagi menjadi 5 tahap. Sebelum implementasi program mulai Rabu (23/3), dilakukan identifikasi CPCL pada 1 Maret 2022.
Komposisi calon peserta TOT-SPTA diperuntukan bagi online dan offline. Berikutnya, ada pengumuman kepastian status peserta pada 8 Maret 2022 melalui surat, website (BPPSDMP, CyberExtension, Puslatan, UPT), dan media sosial.
Peserta juga diwajibkan melakukan registrasi pada 8 s.d. 22 Maret 2022 melalui link dan QR Code. Usai menjalani pelatihan online, peserta bisa mengunduh sertifikat melalui aplikasi registrasi pada 28 Maret 2022.
“Pemahaman tentang program Taxi Alsintan harus diberikan. Sebab, terkait mekanisasi peralatan hingga pamanfaatan KUR harus dimengerti secara menyeluruh. Dengan begitu, performa postif usaha pertanian yang sudah bagus terjaga bahkan terus didorong naik. Sebab, tantangannya sangat berat terkait kondisi pangan dunia yang goyah oleh Covid-19 dan isu kenaikan iklim global,” terang Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi.
TOT-SPTA menghadirkan sejumlah materi yang di antaranya adalah pengembangan program tani alsintan, KUR untuk alsintan, strategi pengajuan dan mitigasi KUR untuk alsintan, hingga pengembangan jiwa kewirausahaan USPJA. Serta manajemen UPJA dan pengenalan teknologi alsintan modern. Ada juga pengoperasian, pemeliharaan, dan perawatan alsintan, hingga RTL.
“Program Taxi Alsintan merangsang petani untuk mandiri. Sebab, mereka bisa menyewa alsintan dan uang yang masuk digunakan untuk perawatan. Konsep mekanisasi pertanian ini sudah terbukti mampu menaikkan produktivitas secara signifikan,” imbuh Dedi.
Dengan mengoptimalkan network, program TOT-SPTA secara offline juga bisa diakses melalui 10 LMS.
Di antaranya lewat PPMKP Ciawi yang mengakomodir peserta dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Ada juga BBPKH Cinagara yang diikuti peserta dari DI Yogyakarta dan Banten. Untuk peserta dari Jawa Barat bergabung di BBPP Lembang, lalu peserta Jawa Timur di BBPP Ketindan. Untuk peserta dari luar Pulau Jawa bergabung di BBPP Batu, Binuang, Batangkaluku, Kupang, dan Lampung, hingga BPP Jambi.
“Terkait dengan kegiatan TOT ini, kami apresiasi atas besarnya minat peserta. Pemahaman dan pengetahuan harus terus diupdate. Sebab, pertanian Indonesia harus terus berinovasi. Kalau materi TOT ini diterapkan, kami optimistis permasalahan yang masih membelit bisa diatasi secara tuntas,” kata Dedi lagi.
Dalam rangka mendorong produktivitas ekonomi pertanian, Kementan mengalokasikan KUR pertanian hingga Rp90 triliun. Angka tersebut naik signifikan seiring kepercayaan kreditur kepada debiturnya. Sebab, kredit macet tahun lalu hanya 0,03% dari serapan dana KUR senilai Rp 55 triliun.
Adapun jumlah debitur mencapai 2,6 Juta nama dengan realisasi kredit Rp85,61 triliun pada 2021. Jumlah tersebut naik 122,31%. Lalu, secara umum produktivitas ekonomi pertanian juga tinggi.
Ada banyak kebijakan yang diberikan oleh pemerintah melalui KUR pertanian.
Plafon KUR naik menjadi Rp373,17 triliun pada 2022. Suku bunganya berada pada level 6%. Adapun subsidi untuk Suku bunga KUR turun sekitar 1% untuk super mikro, lalu 0,5% bagi KUR mikro. Bagi pekerja migran Indonesia diberikan penurunan nya 0,5%. Plafon KUR Mikro tanpa agunan berkisar Rp10 juta hingga Rp100 juta.
Untuk persyaratan, KUR pertanian bisa diajukan bila usaha berjalan sudah 6 bulan. Posisi petani juga tidak sedang menerima kredit dari perbankan, kecuali kredit konsumtif. Adapun kredit konsumtif terdiri dari KPR, KKB, hingga kartu kredit. Untuk identitas pribadi yang harus disiapkan, seperti KTP, kartu keluarga, hingga surat izin usaha.
“Performa pertanian sangat luar biasa. Untuk itu, komitmen besar memajukan pertanian terus diberikan terutama di lini permodalan petani. Kami terus dorong petani untuk mendapatkan kemudahan akses terhadap KUR,” terang Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. TimKehumasan
Comment