MARGOPOST.COM | CINAGARA – IMMACo menjadi program inisiatif stategis Kementerian Pertanian dalam upaya memperluas lahan produktif padi dan mengintegrasikan sub sektor pertanian dengan menggabungkan pendidikan, pelatihan, dan dukungan langsung untuk membantu milenial berperan aktif dalam revolusi pertanian dan fokus pada penerapan teknologi modern dan pengembangan keterampilan kewirausahaan yang berbasis korporasi.
Dengan melibatkan generasi melenial (Mahasiswa/Siswa/Alumni Polbangtan, PEPI, SMKPP Kementan dan Milenial program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai pendamping, diharapkan mampu mendorong para petani untuk dapat membentuk suatu proses bisnis dan kelembagaan di bidang pertanian modern yang lebih baik dan professional dengan pemanfaatan inovasi teknologi dan mekanisasi.
Terbentuknya suatu kelembagaan yang baik dan professional dengan alur proses bisnis dan tata niaga serta hilirisasi yang jelas tentunya akan mampu mendorong peningkatan penggunaan level mekanisasi dan teknologi pertanian. Sehingga produktivitas padi dan kesejahteraan petani akan mengalami peningkatan.
Menteri Pertanianan Andi Amran Sulaiman memproyeksikan Indonesia mencapai swasembada pangan di tahun 2025 dan menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2029, ada empat rencana besar yang akan dilakukan Kementarian Pertanian untuk akselerasi produksi pangan khususnya padi.
“Gerakan kami yang pertama, pompanisasi untuk Pulau Jawa. Kedua, ekstensifikasi lahan rawa di luar Indonesia. Ketiga, pupuk yang bermasalah hanya 5 persen akan kita angkat menjadi 100% dan keempat, kita hilirisasi, kita harus perbaiki tata niaga,” sebut Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan peran BPPSDMP sebagai pusat pengembangan SDM pertanian sangat signifikan dalam mendukung program-program strategis kementerian yang salah satunya IMMACo. Dengan banyaknya sumberdaya manuasia milenial kita mampu melakukan pendampingan yang intensif dalam mendorong pembentukan korporasi-korporasi petani atau kelompok petani untuk dapat memiliki alur bisnis dan tata niaga yang jelas dan mumpuni.
“Nantinya dengan dibentuknya posko-posko ini kita dapat melakukan koordinasi dan pendampingan kepada para petani maupun kelompok tani, sehingga bisa melakukan improvement proses bisnis dan kelembagaan di level petani sehingga hilirisasi produksi dan mekanisasinya jelas dan terkolektif dengan baik” ujar Santi.
Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara I Gusti Made Ngurah Kuswandana selaku penanggung jawab program IMMACo. Kabupaten Pandeglang Banten didampingi Direktur PEPI, Tim Pusat Penyuluhan, Dosen, Widyaiswara Serta Dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Pandeglang bergerak dan berkoordinasi mengenai pengembangan program IMMACo, Rabu (21/08)
Made mengungkapkan koordinasi ini awal ini dilakukan guna mengumpulkan informasi dasar sebagai bahan persiapan program IMMACo di Kabupaten Pandeglang.
“Setelah ada intruksi langsung dari bapak Mentan kami langsung turun ke lapangan untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi data primer dan sekunder yang berkaitan dengan program pengembangan IMMACo, mulai data lahan, data kelembagaan, serta data sumber daya manusaia yang ada di Kabupaten Pandeglang” ujar Made.
Made juga menuturkan bahwa koordinasi awal ini bertujuan untuk menentukan penetapan pembentukan posko UPJA (usaha pelayanan jasa alsintan) yang nantinya akan menjadi titik pusat koordinasi dan konsolidasi.
“Identifikasi calon lokasi posko UPJA sebagai titik pusat koordinasi sangat penting kita tentukan, karena ini akan menjadi akses utama anatara pemerintah dan para petani untuk dapat benar-benar memperoleh pendampingan yang baik, sehingga pembentukan korporasi-korporasi di wilayah tersebut dapat tersebar secara merata” jelas Made.
Lebih lanjut Made mengungkapkan dirinya dan tim juga melakukan penelusuran terhadap kelembagaan UPJA Sukatani 1 dan kelompok penangkar benih yang ada di Cikeusik.
“Di Kecamatan Cikeusik ini terdapat luas baku sawah yang cukup potensial sebanyak 5000 Ha, sehingga kita lakukan inventarisasi asset alsintan yang ada di wilayah Kecamatan tersebut untuk dapat dilakukan revitalitas kelembagaan UPJA menuju Korporasi,” pungkasnya.
Comment