by

Kementan Gencarkan Pengembangan IMMACo di Provinsi Banten

MARGOPOST.COM | CINAGARA – Isu darurat pangan masih menjadi perhatian khusus Kementerian Pertanian di tengah musim kemarau berkepanjangan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Berbagai program strategis utama telah diluncurkan Kementerian Pertanian sebagai upaya mendorong peningakatan produksi padi nasional untuk dapat menjadi lumbung paging dunia.

Menteri Pertanianan Andi Amran Sulaiman mengungkapkan untuk menjadi lumbung pangan dunia kita harus benar-benar memiliki strategi yang mampu mengakselerasikan produksi pangan khususnya padi dengan sistem pertanian yang modern dan hilirisasi produksi yang baik.

“Selain pompanisasi untuk Pulau Jawa, ekstensifikasi lahan rawa di luar Indonesia serta penyediaan pupuk, kita juga harus mulai hilirisasi produksi, kita juga harus perbaiki tata niaganya,” ujar Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti mengungkapkan pihaknya akan terus melaksanakan dan mengawal program IMMACo. dengan sebaik mungkin.

“Terkait dengan korporasi petani, kita akan melakukan pendampingan intensif dengan melibatkan milenial sebagai pengungkit korporasi dan hilirisasi, sehingga proses bisnis ini bisa dapat berkembang dengan cepat dan baik dan tentu saja memberikan manfaat bagi para petani dan anggotanya”, jelas Santi.

Setelah koordinasi di Kecamatan Cikeusik, Tim Program IMMACo BBPKH Cinagara terus konsisten melakukan koordinasi pembentukan IMMACo di Kabupaten Pandeglang. Kali ini Tim BBPKH Cinagara yang diketuai oleh I gusti Made Ngurah Kuswandana melakukan koordinasi dengan Korluh BPP Kecamatan Panimbang dan BPP Kecamatan Sobang, Senin (26/08/2024).

Hal ini terus dilakukan tim BBPKH Cinagara dalam rangka identifikasi penentuan lokasi posko IMMACo. guna mendukung pertumbuhan pertanian modern berbasis korporasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah binaan.

I Gusti Made Ngurah Kuswandana mengungkapkan dari koordinasi di kedua lokasi tersebut diperoleh data dasar luas baku lahan sebanyak 6.553 Ha yang potensial untuk dikembangkan sebagai sentra pertanian modern.

“Setelah kita lakukaan koordinasi di dua lokasi tersebut terdapat luas baku lahan sawah sebanyak 3.039 Ha di BPP Kecamatan Panimbang dan 3.514 Ha di Kecamatan Sobang yang potensial untuk kita kembangkan pertanian modern berbasis korporasi” ujar Made.

Selain didapat data luas baku lahan sawah tim BBPKH Cinagara juga melakukan identifikasi terkait kelembagaan petani dan kelompok UPJA di dua lokasi tersebut.

“Setelah kita identifikasi di kedua kecamatan tersebut, Panimbang dan Sobang kelompok UPJA-nya tidak memiliki asset alsintan dalam usaha pelayanan jasa alsintannya. Jadi masih menggunakan alsintan yang dimiliki oleh poktan,” imbuh Made.

Lebih lanjut Made juga mengungkapkan perlu adanya langkah cepat untuk menindaklanjuti hal tersebut.

“Perlu adanya revitalisasi kepengurusan UPJA dan pemahaman kepada Pengurus dan anggota terkait apa itu UPJA,” tutup Made.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *