by

KEMENTAN CETAK 31 PETUGAS PENGAMBIL CONTOH PROFESIONAL BIDANG PERTANIAN

MARGOPOST.COM | Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara kembali mencetak 31 orang petugas pengambil contoh professional. Peserta pelatihan berasal dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur, Balai Besar Standar Instrumen Veteriner ditingkatkan kompetensinya sebagai Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang profesional dengan dibekali penguasaan teknis dilapangan yang sesuai dengan SKKNI no. 271 tahun 20214 tentang Bidang Pengambilan Contoh.

Penguasaan teknis ini diberikan selama 2 hari (14-15/11/2024) dengan melibatkan secara langsung peserta pelatihan melakukan pengambilan sampel di lapangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa Kementerian Pertanian memprioritaskan program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berfokus pada keseimbangan antara teori dan praktik lapangan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM pertanian, sehingga mampu bersaing secara global dan memberikan kontribusi maksimal di sektor pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengungkapkan BPPSDMP berperan penting dalam meningkatkan kapasitas SDM pertanian baik secara teoritis maupun teknis untuk membangun profesionalitas di lapangan.

Pelatihan Petugas Pengambil Contoh (PPC) memberikan pembekalan bagi petugas terkait pemahaman dan pengetahuan tentang profesi yang membutuhkan kegiatan pengambilan contoh. Hal ini karena peran yang penting bagi PPC baik di instansi pemerintah dengan tujuan untuk pengujian atau analisa. Tujuan dari penjaminan kompetensi seorang PPC adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif mampu mewakili produk secara keseluruhan.

Kurikulum yang diterapkan merupakan unit-unit kompetensi yang berada pada SKKNI, yaitu menetapkan produk, membuat sampling plan, menerapkan metode pengambilan contoh, menyiapkan sarana pengambilan contoh, menetapkan unit contoh, dan melakukan pengemasan unit contoh. Proses pembelajaran secara klasikal dilakukan selama tiga hari, sedangkan pada hari ke 4 dilakukan praktek pengambilan sampel pada lima lokasi. Pada kegiatan praktek, peserta dibagi dalam lima kelompok, yang masing-masing didampingi pembimbing langsung dari Direktorat Kesmavet, Dinas Pertanian Kota Bogor dan BBPKH Cinagara.

Dwi Windiana mengungkapkan kelima lokasi prakek tersebut terdiri dari komoditas susu, ayam egar, telur serta daging dalam kemasan.

“Peserta diterjunkan langsung untuk mengamati komoditas-komoditas dilapangan seperti komoditas susu diwakili oleb Susu Mbok Darmi, RPU Jambu Raya dengan komoditas ayam segar, Cold storage Jambu Raya, telur dan daging dalam kemasan di Farmers Market,” ujar Dwi.

Lebih lanjut Dwi mengungkapkan peserta juga diminta untuk melakukan seminar segbagai indikator sejauh mana pemahaman dilapangan.

“Pada hari terakhir dilakukan seminar hasil praktik lapang. Peserta melakukan presentasi masing-masing kelompok, selama 30 menit yang selanjutnya pada akhir diskusi diberikan arahan para nara sumber. Melalui seminar ini setiap peserta saling mendapatkan pengalaman antar kelompok, yang kelak dapat diterapkan di wilayah kerjanya,” pungkas Dwi.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *