MARGOPOST.COM | KUNINGAN – Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan meluncurkan Gerakan Memasang (GERMAS) 10.000 unit rumah burung hantu (RUBUHA) diluncurkan Sabtu (13/07/2024).
Kegiatan dipusatkan di Kabupaten Subang Jawa Barat dan diikuti secara virtual oleh Kepala Dinas Pertanian dan Petugas Pengamat Organisme Penggangu Tanaman (POPT) se-Indonesia.
Germas Rubuha digalakkan serentak, karena kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan produktivitas pertanian melalui metode pengendalian hama tikus ramah lingkungan dalam rangka mendukung program Percepatan Tanam dan Pertambahan Areal Tanam (PAT).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sudah memberikan arahan kepada semua jajaranya bahwa produksi padi tahun 2024 tidak boleh terganggu oleh serangan OPT ataupun dampak perubahan iklim, khusus untuk OPT kementan telah berkomitmen memberikan dukungan program/kegiatan perlindungan tanaman seperti gerdal, bantuan pestisida, serta pembekalan ilmu melalui bimbingan teknis.
Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, juga mengatakan organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi komoditas pertanian, sehingga perlu benar-benar dikendalikan.
“Dan salah satu faktor produksi pertanian adalah pengendalian OPT. OPT bisa menghillangkan hasil antara 10-100% bahkan hingga tidak bisa panen atau gagal panen. Bila kita bisa mengendalikan OPT, artinya kita bisa menyelamatkan produktivitas antara 10-80%,” ujarnya.
Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, menyatakan bahwa hama tikus saat ini populasinya meningkat cukup tinggi, ini tidak boleh dibiarkan langkah jangka pendek dengan melakukan Gerakan Pengendalian (GERDAL) menggunakan racun pembasmi berbahan kimia yang ramah lingkungan sedangkan jangka panjang untuk menjaga ekosistem diperlukan predator alami berupa burung hantu (BURHAN).
Germas Rubuha di Kabupaten Kuningan dihadiri oleh Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Wahyu Hidayah beserta jajaran, Pj. Satgas Darurat Pangan Kabupaten Kuningan yaitu Tim dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor, serta Aparat Desa, Penyuluh Pertanian, POPT dan ketua kelompok tani lingkup Desa Ciawigebang. Kegiatan dipusatkan di lahan pertanian lingkup UPTD Ketahanan Pangan dan Pertanian Kecamatan Ciawigebang.
Sebanyak 25 unit Rubuha telah terpasang, 13 diantaranya Rubuha baru dan 12 unit Rubuha existing. Dalam sambutannya Kepala Dinas menyampaikan bahwa “Gerakan Memasang Rumah Burung Hantu serentak di Kabupaten Kuningan, selain untuk mengendalikan hama tikus juga sebagai langkah konservasi yang sangat baik untuk keberlangsungan habitat burung hantu serta pengamanan hama padi di lahan pertanian,” ujar Wahyu.
“Data terbaru menunjukkan bahwa di Kabupaten Kuningan tidak banyak area sawah yang terserang hama tikus, karena saat sekarang sudah lebih terkendali, dengan dilakukannya langkah-langkah antisipasi dan belajar dari pengalaman sebelumnya,” imbuh Wahyu.
Selaku Pj. Satgas Darurat Pangan Kabupaten Kuningan Agus Sulaeman menaruh harapan besar terhadap peningkatan PAT sebagai dampak positif dari Germas Rubuha di Kabupaten Kuningan, khususnya lahan-lahan sawah tadah hujan yang juga telah menerapkan Genta Organik (Gerakan Tanam Pro Organik) sehingga bernilai jual tinggi. Hal senada diutarakan oleh Kadis KPP Kabupaten Kuningan yang terus mendorong kelompok tani untuk memperluas area tanaman padi organik dan akan menjembatani proses penerbitan sertifikasi padi organik pada waktunya.
Comment