by

Dongkrak Populasi Ternak, Kementan Latih Petugas Penangangan Gangrep di Padang Mengatas

MARGOPOST.COM | PADANG MENGATAS – Swasembada daging masih menjadi program prioritas kementerian pertanian, namun kondisi dilapangan saat ini masih jauh dari target. Populasi ternak di lapangan cenderung mengalami penurunan. Penurunan populasi ternak ini terjadi karena masih minimnya kontroling terhadap sistem kesehatan hewan karena kurangnya petugas yang membidangi hal terkait serta kapasitas dan keterampilan yang belum memadai.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan kesehatan hewan merupakan hal penting yang harus diperhatikan, dengan demikian mampu meningkatkan harapan hidup hewan ternak sehingga kuantitas dan kualitas produk asal hewan juga semakin tinggi. Sehingga pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten juga harus segera ditindak lanjuti.

Kepala Badan PPSDMP Idha Widi Arsanti mengungkapkan peningkatan kapasitas SDM yang sesuai dengan bidang komptensinya sangat diperlukan guna mendukung pekerjaanya di lapangan.

“Peningkatan kualitas SDM pertanian harus berfokus pada pengembangan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan sektor pertanian di lapangan,” ujar Santi.

Dalam mendukung peningkatan kapasitas dan kantitas petugas penanganan gangguan reproduksi di lapangan, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara yang memiliki tusi dalam penanganan kesehatan hewan bekerja sama dengan BPTU-HPT Padang Mengatas menyelenggarakan bimtek gangguan reproduksi (Gangrep) selama 14 hari dimulai 26 Agustus s.d 08 September 2024

Bimtek gangrep ini diikiti oleh 20 orang peserta yang berasal dari Kabupaten Aceh Tengah (10 orang) dan Kabupaten Bener Meriah (10 orang).

Bimtek dibuka secara resmi oleh Kepala BBPKH Cinagara I Gusti Made Ngurah Kuswandana, Senin (26/08). Dalam sambutannya Made mengungkapkan bimtek gangguan reproduksi ini sangat penting guna meningkatkan kapasitas SDM peternakan, sehingga mampu mendukung terwujudnya swasembada daging nasional.

“Lumbung pangan dunia merupakan target kita, mindstone kita dimana 2026 lumbung pangan dunia kita harus swasembada daging karena baru daging unggas, bagaimana cara kita menempuh swasembada? Kita harus siapkan SDM-SDM yang kompeten dan ahli dibidangnya, terutama SDM yang mampu menangani gangguan-gangguan reproduksi pada ternak” ujar Made.

Lebih lanjut Made juga mengungkapkan bahwa dengan banyaknya SDM yang mampu menangani permasalahan gangguan reproduksi, maka kemungkinan besar tingkat populasi ternak kita khususnya sapi akan meningkat.

“Populasi ternak kita selau menurun, penurunannya dari 14,23 juta ekor menjadi 11,78 juta ekor, tingkat kematian masih tinggi karena adanya kasus-kasus penyakit zoonosis yang telat ditangani, dengan banyaknya SDM yang ahli pada bidang kesehtan hewan maka semuanya akan teratasi dan populasi kita akan kembali naik,” jelas Made.

“Untuk bisa mencapai target lumbung pangan selain dari SDM yang memadai, potensi lahan yang luas untuk ketersediaan pakan juga perlu adanya kolaborasi antara pemerintah pusat dengan dinas-dinas maupun stakeholders swasta,” imbuh Made

Vivi panitia pelaksana bimtek gangguan reproduksi (Gangrep) mengungkapkan dengan adanya bimbingan teknis ini akan mampu mengatasi rendahnya kelahiran sehingga mampu mendongkrak populasi ternak di Indonesia.

“Cattle Multiplication Center (CMC) merupakan konsep yang harus dikembangkan dengan pengadaan ternak, penyelesaian kasus gangguan reproduksi, penyiapan HMT yang cukup, sarana IB yang memadai, pengamanan ternaknya, proses bisnis yang optimal dan maksimal target IB jangan tanggung 80% kelahiran 100% pasti akan berujung pada kenaikan populasi ternak”, jelas Vivi.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *