by

Kementan Gandeng FAO dalam Bebaskan Pasar di Bekasi dari Flu Burung

MARGOPOST.COM | Bogor – Pandemi Covid-19 bukan menjadi halangan bagi bidang pertanian untuk terus bergerak. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam arahannya menegaskan pertanian harus terus bergerak demi mencukupi kebutuhan pangan 267 juta masyarakat Indonesia.

“Pandemi Covid-19 mempengaruhi produksi dan distribusi hasil produksi pertanian, akibat pembatasan sosial hingga isolasi mandiri. Tantangan tersebut harus diantisipasi dengan strategi yang saling membangun dari sisi pelaksana, pembiayaan dan pengawasan sehingga kebijakan yang dijalankan lebih efektif dan efisien,” ujar Syahrul Yasin Limpo.
Selaras dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nur Syamsi juga menuturkan dengan pembatasan sosial di masa pandemi ini menuntut inovasi di dalam pelatihan dan transfer ilmu.

“Covid-19 memaksa kita lebih digital, pelatihan yang biasanya dilakukan dengan tatap muka bisa dilakukan dengan online. Kami melakukan pelatihan online dengan berbagai metode agar insan pertanian tetap bisa meningkatkan kompetensinya” jelas Dedi Nur Syamsi.

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian juga terus berjuang menciptakan pasar-pasar di wilayah Jabodetabek yang bebas flu burung. Kementerian Pertanian juga menggandeng FAO-ECTAD (Emergency Center for Transboundary Animal Diseases) Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan Biosekuriti Rantai Pasar Unggas secara online. Pelatihan ini bertujuan untuk menggugah para pengelola pasar dan instansi terkait untuk mengaplikasikan biosekurity pada pasar tradisional ataupun kaitannya dengan kebijakan pengembangan pasar ke depannya untuk menciptakan pasar sehat yang nyaman.

Sebanyak 20 peserta dari Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan , dan pengelola pasar kota mengikuti Pelatihan Biosekuriti Rantai Pasar Unggas yang digelar secara online. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 2-3 September 2020.

“Pelatihan Biosekuriti Rantai Pasar Unggas secara online ini menggunakan metode partisipatif, dimana peserta pelatihan harus menunjukkan keaktifannya selama pelaksanaan. Selama pelatihan peserta mendapatkan pengetahuan mengenai HPAI dan faktor resiko, pasar sehat serta pembersihan dan desinfeksi, ” kata drh. Fera Ariyanti, M.Sc, widyaiswara BBPKH Cinagara yang juga menjadi narasumber Pelatihan.

“Melalui materi ini diharapkan peserta yang terkait langsung dengan pasar dapat memahami SOP pembersihan dan desinfeksi serta penggunaan sarana kelengkapan kebersihan lainnya sehingga penyebaran virus flu burung dapat dicegah, “ tambah Fera.
(/rhb)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *