by

GERAKAN PERCEPATAN OLAH TANAM (GPOT) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS MENJAMIN KETERSEDIAAN PANGAN MENGHADAPI DAMPAK COVID-19

MARGOPOST.COM | Bogor – Distribusi bantuan sudah dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) sejak pemerintah menetapkan darurat Covid-19, demikian dikatakan Mentan Syahrul Yasin Limpo.  Oleh karena itu, Kementan terus melakukan upaya penanganan dampak COVID-19 dengan mempercepat program bantuan sarana produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan selama Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2020.

Selanjutnya Mentan dalam keterangan tertulisnya mengatakan : “Di samping itu, kami juga mengakselerasi produksi pertanian, khususnya melalui kegiatan padat karya seperti perbaikan irigasi, gerakan tanam, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), dan panen. Semuanya memperkerjakan tenaga kerja yang kehilangan penghasilan akibat dampak ekonomi dari pandemi ini”.

Di samping itu Kepala Badan PPSDMP Kementan, Bapak Prof. Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi demi mencegah kelangkaan pangan akibat Covid-19. Salah satu yang menjadi prioritas saat ini adalah memastikan setiap aktivitas produksi dari hulu hingga hilir di sektor pertanian harus berjalan tiada henti (#pertaniantidakberhenti) demi menjamin ketersediaan pangan selama pandemi.

Melalui program Kementan tersebut, Kabupaten Ciamis memperoleh bantuan yang bersifat padat karya, yaitu Gerakan Percepatan Olah Tanam (GPOT).  Salah satunya di Kecamatan Panjalu. GPOT biasa diartikan begitu petani memanen padi maka tidak menunggu waktu lama, sawahnya langsung diolah kembali, dengan selalu waspada terhadap serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

Sebagian besar wilayah di Kabupaten Ciamis, pada Bulan Maret dan April 2020 memasuki panen raya (komoditas padi sawah).  Padi yang dipanen Bulan Maret, maka di sebagian wilayah kecamatan ada yang sudah mulai tanam. Salah satunya di Kecamatan Panjalu yang memiliki luas sawah 1.270 Hektar.

Kecamatan Panjalu terletak di bagian utara wilayah Kabupaten Ciamis yang memiliki udara relatif sejuk karena berada pada ketinggian 768 M di atas permukaan laut, dengan topografi wilayahnya perbukitan. Di wilayah kecamatan ini, sebagian besar petani menanam padi varitas Ciherang. Namun varitas lain juga ditanam seperti Inpari 33, IR 64, dan Mekongga.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Panjalu, Ade Suryana, SST., menyatakan bahwa GPOT seluas 100 Hektar di wilayahnya dilaksanakan di Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Karyamekar yang diketuai Emod Suganda, dengan melibatkan 4 kelompok tani (poktan), diantaranya Poktan Ligar Binangkit (Ketua Uhen Suhendi) luas sawahnya 48 Hektar. Poktan ini terletak di Desa Sandingtaman dengan luas sawah 169 Hektar. Dengan program GPOT ini, kata Ade Suryana, indeks pertanaman (IP) bisa mencapai 3.00 artinya dalam 1 tahun bisa 3 kali tanam. Hal ini disampaikan Ade, seraya mendampingi petani menanam padi dengan selalu menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, jaga jarak dan berjemur dengan petani (#pertaniancegahcovid19).

Selanjutnya Ase Suryana mengatakan : “Karena topografi Kecamatan Panjalu umumnya perbukitan, maka pengguaan mekanisasi alsintan belum optimal. Baik itu untuk mengolah sawah, menanam, maupun memanen. Tetapi hal tersebut justru menjadi suatu kelebihan karena tenaga kerja yang lerlibat pada usaha tani padi sawah ini, semakin banyak. Hal ini sesuai arahan pemerintah, yaitu padat karya”.

Ditambahkan oleh Ketua Gapoktan (Emod Suganda) dan Poktan (Uhen Suhendi) bahwa program GPOT ini sangat membantu petani untuk akselerasi percepatan olah tanam sehingga berharap hasil panennya nanti (sekitar 4 bulan lagi) mampu mengantisipasi dampak Covid-19 yang mewabah di Kabupaten Ciamis.

“Memang betul budaya di Ciamis, khususnya Kecamatan Panjalu, komoditas padi tidak dijual dalam bentuk basah atau Gabah Kering Panen (GKP), tetapi dalam bentuk kering atau Gabah Kering Giling (GKG). Jadi setelah dipanen, padi tersebut dikeringkan, biasanya dijemur, sampai kadar airnya memenuhi syarat untuk dijual yaitu sekitar 14%. Alhamdulillah meskipun sekarang ini masuk periode panen raya, harga GKG di wilayah kami masih termasuk menggembirakan petani, karena dijual dengan harga Rp 6.200/Kg GKG.”, demikian penegasan Ade Suryana.

Penyuluh dan petani yang tergabung dalam gapoktan maupun poktan, di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis akan selalu optimis, semangat dan waspada terhadap pandemi Covid-19, karena di wilayah ini dalam waktu yang relatif bersamaan sedang memasuki panen raya padi dan olah-tanam. Sehingga dapat memastikan ketersediaan pangan, khususnya padi (beras).KD (23.04.2020)

#pertaniantidakberhenti #pertaniancegahcovid19
#widyaiswarapertanian
#penyuluhpertanian

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *