MARGOPOST.COM | Bogor – Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, mulai September 2018 memelihara Ayam SenSi bulu Pucak sebanyak 100 ekor. Saat ini (Januari 2019) Ayam SenSi tersebut sudah diklasifikasi sesuai performan tubuhnya, dikelompokkan ke dalam 3 kelompok dengan sex ratio (perbandingan jantan dan betina = 1 : 4). Dengan sex ratio tersebut diharapkan mampu menghasilkan telur tetas yang berkualitas yaitu daya tetasnya di atas 80%.
“Ayam Sentul merupakan salah satu satu jenis ayam asli Indonesia yang berasal dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ayam SenSi adalah hasil seleksi yang dimanfaatkan sebagai pedaging. Pertumbuhan berat badan ayam SenSi lebih cepat ketimbang ayam kampung jenis lainnya. Ayam SenSi bisa mencapai berat 1 kg dalam waktu 8-10 minggu,” ujar Widyaiswara BBPKH, Dayat Hermawan, S.Pt, M.Si., Rabu (06/02/2019).
Ayam Sentul mempunyai postur tubuh yang khas dan dominasi warna bulu abu polos yang khas, meskipun di tempat habitatnya ayam Sentul ini mempunyai keragaman warna bulu dan bentuk jengger, sebagai akibat perkawinan dengan rumpun asli ayam Kampung. Ayam ini sudah dimanfaatkan sebagai ayam niaga (final stock) dan/atau sebagai ayam tetua (parent stock). Ada dua varian warna bulu yaitu: SenSi-1 Agrinak bulu Abu dan SenSi-2 Agrinak bulu Pucak (putih bercak hitam). Ayam ini relatif tahan terhadap penyakit.
“Ayam SenSi bulu Pucak (putih bercak hitam) karakteristiknya adalah varian berwarna bulu pucak dengan keseragaman 95% dengan bentuk jengger kacang pada umur 70 hari. Bobot tubuh anak umur satu hari (Day Old Chick / DOC) 30,5 g/ekor jantan betina; Bobot tubuh umur 70 hari, jantan 1.000 g/ekor, betina 800 g/ekor. Feed Conversion Ratio (FCR) sampai umur 70 hari 2,7 – 3,7. Pada umur 20 minggu bobot badan jantan: 2.424 kg/ekor dan betina 1.619 kg/ekor. Umu 29-45 minggu produksi telur 52% dengan bobot telur 44,8 g/butir,” kata Dayat.
“Secara umum performa produksi sekaligus beberapa keunggulan dari ayam SenSi-1 Agrinak (SenSi bulu Pucak) diantaranya: 1. Bobot hidup rata-rata pada umur 10 minggu adalah 1.066 ± 62,5g/ekor (jantan) dan 745 ± 114g/ekor, 2. Konsumsi pakan umur 0-10 minggu sebanyak 2,7-3,2kg/ekor, 3. Umur pertama bertelur 174 ± 17,69 hari, 4. Bobot umur pertama bertelur 1909 ± 219g/ekor, 5. Produksi telur puncak 61,98 ± 8,66%, 6. Puncak produksi telur dicapai pada ayam 34,5 ± 4,05 minggu, 7. Bobot telur pertama sebesar 32,83 ± 4,76g dan akan bertambah hingga puncak produksi sebesar 44,82 ± 3,63g/butir, 8. Fertilitas telur dapat mencapai 85,47% serta, 9. Rata-rata produksi telur selama 40 minggu masa bertelur sebesar 39,58 ± 5,30%,” tutupnya.
Comment