MARGOPOST.COM | Bogor – Mentan Syahrul menegaskan, pengembangkan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreneur tinggi adalah kunci agar sektor pertanian jadi semakin baik. “Intinya ada di SDM. Dari SDM yang baik akan hadir tata kelola yang baik, dan adaptif, yang sesuai dengan tantangan zaman,”.
Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. mengatakan Indonesia merupakan salah satu hotspot zoonosis danPenyakit Infeksius Baru (PIB) yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan hewan. Rata-rata terdapat lima PIB yang muncul setiap tahun sejak beberapa dekade terakhir. Lebih dari 2/3 PIB yang menular pada manusia bersumber dari hewan atau bersifat zoonosis.
Di era globalisasi saat ini, munculnya penyakit infeksius baru (PIB) semakin cepat. Setiap tahun diperkirakan lima penyakit infeksi baru muncul dimana tiga diantaranya bersifat zoonosis dan sebanyak 75 persen penyakit infeksi baru/ berulang(PIB) berasal dari hewan. Pada hakekatnya kriteriaPIB merupakan a) penyakit yang pertama kali muncul yang menyerang populasi hewan atau manusia; b) penyakit dengan penyebaran geografis baru; c) penyakit yang telah ada namun frekuensi kejadiannya meningkat secara signifikan; atau d) penyakit yang sudah ada namun ditemukan menyerang spesies baru. Sebagian besar PIB secara alami dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 237/2019 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501/2010, telah ditetapkan lima prioritas zoonosis di Indonesia, yaitu avian influenza, rabies, antraks, bruselosis, dan leptospirosis. Startegi penanggulangan zoonosis dan penyakit Infeksi Baru (PIB), harussegera direspon dengan cepat oleh semua stakeholder terkait munculnya kasus mulai dari investigasipenyakit, pengambilan sampel, diagnose klinis danpostmortem, strategi pencegahan dan penyebaran, surveilans dan komunikasi, informasi serta edukasi kepada masyarakat.
BBPKH Melaksanakan Kegiatan TOT Respon Zoonosis Prioritas dan PIB dengan Pendekatan One Health yang dilaksanakan pada tanggal 18-23 September 2022 dengan jumlah peserta 32 orang yang berasal dari Ditjen PKH Kementerian Pertanian, 4 Peserta, BPPSDMP Kementerian Pertanian, 2 Peserta, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 1 Peserta, Dinas Provinsi yang Membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan, 8 Peserta dari 4 Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, 9 Peserta dari 4 Provinsi, Balai Konservasi dan taman nasional provinsi, 8 Peserta dari 4 Provinsi.
Dengan materi pelatihant erdiri dari 42 Jam pelajaran yaitu Kelompok Dasar 4 JP berisikan Kebijakan Pencegahan Pengendalian dan Pemberantasan Zoonosis Prioritas dan PIB bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat, Standar Pelayanan Minimal Bencana Alam dan Pengembangan SDM, Kelompok inti 37 JP terdiri dari Identifikasi Zoonosis Prioritas dan PIB, Ancaman Pandemi, Implementasi Pendekatan One Health, Investigasi terhadap Zoonosis Prioritas dan PIB, Manajemen respon terpadu terhadap zoonosis prioritasdan PIB, Penyusunan Laporan Terpadu dan Teknik Melatih, Kelompok Penunjang 1 JP Rencana Tindak Lanjut. Pelatihan ini dihadiri oleh Ka Badan BPSDMP sekaligus membuka Pelatihan secara resmi, Ibu Kapuslatan, Kapus PPMKP atau yang mewakili Dr. Dea, Narasumber dari Kemenkes, FAO Ectad Mr.Look, Ghozali dari FAO, PKH, dan Para Peserta, diharapkan Peserta TOT ini nantinya dapat mengtransfer ilmunya kembali melalui mengajar kepada petugas di delapan kabupaten di seluruh Indonesia/WRW







Comment