by

PELATIHAN TEKNIS BAGI PENYULUH PERTANIAN – PROGRAM READSI

MARGOPOST.COM | Bogor – Berdasarkan hasil evaluasi Tim Readsi yang menghasilkan rekomendasi bahwa program READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative) disarankan untuk dilakukan pembaruan mengenai budidaya komoditas padi dan jagung, baik off farm maupun on farm. Kegiatan off farm dititikberatkan pada pengolahan hasil dan pengolahan limbah, sedangkan on farm pada kegiatan bercocok tanam khususnya pada aspek penerapan teknologi kekinian (smart farming) dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Kegiatan Pelatihan Teknis Bagi Penyuluh Pertanian Program Readsi dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, dimulai tanggal 8 Agustus sampai dengan 14 Agustus 2022, di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu UPT Diklat Pertanian Sidera, Kabupaten Sigi.

Tim fasilitator yang dilibatkan untuk mendampingi dalam kegiatan dikjartih (mendidik, mengajar, melatih) berasal dari berbagai instansi. Dari DTPH Propinsi Sulawesi Tengah berasal dari UPT Diklat Pertanian Sidera (Ir. Wijayanti, M.Si.), dan Balai Proteksi THP (Zaenab, SP., MP dan Hasanudin, SP., MP), serta dari UPT Pelatihan Lingkup BPPSDMP Kementan yaitu BBPP Batang Kaluku (Sugeng Mulyono, STP., MP. dan Risna Ardhayanti, STP., M.Si.), BBPP Batu (Pararto Wicaksono, SP., M.Si. dan Eko Fendi Baskoro, S.ST., M.Si.), BPP Lampung(Pradoto Hutomo, SE., MM.), dan BBPKH Cinagara(Dayat Hermawan, S.Pt., M.Si.). Selain itu ada juga narasumber dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membahas materi Kredir Usaha Rakyat (KUR).

Sebanyak 96 peserta dibagi dalam 3 (tiga) kelas / angkatan, yaitu VII, VIII, dan IX. Peserta pelatihan berasal dari daerah / kabupaten yang memperoleh program READSI yaitu dari Parigi Moutong, Tolitoli, Poso, Banggai, dan Buol; yang semuanya berprofesi sebagai penyuluh pertanian yang mendampingi program READSI.

Materi pelatihan yang disampaikan sesuai hasil evalusi Tim READSI terdiri dari Teknologi Benih, Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Pengelolaan Limbah Pertanian (By-Product), Pengolahan Hasil Pertanian (Nilai Tambah), Teknologi Smart Farming, Kredir Usaha Rakyat (KUR), dan Literasi Keuangan. Untuk menambah wawasan peserta, dilaksanakan kunjungan lapang ke Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Hipetanik Unggul Sejati Kabupaten Sigi. P4S ini merupakan P4S Teladan Tahun 2022 yang mewakili Propinsi Sulawesi Tengah dibawah binaan BBPP Batang Kaluku, dengan usaha unggulannya adalah bernuansa organik bersertifikat dari LSPO Inofice.

Materi pelatihan teknologi benih lebih menekankan pada cara menghasilkan benih unggul dan bersertifikat. Materi PHT sangat disarankan untuk mengaplikasikan 4 (empat) tepat yaitu tepat dosis, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat metode, serta penggunaan bahan yang ramah lingkungan atau dengan memanfaatkan metode biologis seperti musuh alami hama-penyakit bersangkutan. Materi by-productintinya dibahas agar diperoleh konsep zero waste. Materi nilai tambah diusahakan agar petani selalu kretif dan inovatif dalam mengolah hasil pertaniannya sehingga marginnya lebih besar. Materi smart farminglebih fokus dikembangkan untuk komoditas urban farming seperti hidroponik. Materi KUR selalu menarik peserta terutama tentang agunan dan mekanisme peminjaman yang setiap daerah sangat beragam. Materi literasi keuangan lebih fokus dibahas pada sub materi menabung, membuat catatan keuangan harian (uang masuk, uang keluar, saldo), dan membuat analisa kelayakan usaha.

Metode yang digunakan dalam pelatihan ini, lebih banyak pada praktikum yang dikombinasi dengan ceramah, curah pendapat, tanya jawab, dan yang lebih penting adalah problem solving untuk setiap masalah di daerah asal peserta yang secara komprehensif dicari solusinya untuk diimplementasikan kepada petani READSI binaan peserta.

Pelatihan Teknis ini sangat bermanfaat bagi peserta karena banyak sistem pertanian yang terbarukan didesiminasikan kepada peserta, serta diperolehnya solusi-solusi untuk mengantisipasi setiap permasalahan di daerah program READSI, sehingga melalui penyuluh pendamping, petani yang memperoleh program READSI akan cepat memperoleh dampaknya yaitu meningkatnya pendapatan dari setiap komoditas pertanian yang diusahakannya.

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Ahli Madya – BBPKH Cinagara)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *