by

Kemensos Rancang Program Bagi Anak-Anak Yang Menjadi Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu Akibat Covid-19

MARGOPOST.COM | Jakarta – Pandemi Covid-19 telah membuat jutaan orang terjangkit virus bahkan tidak sedikit sampai meninggal dunia. Wabah itu juga menghancurkan sendi-sendi sosial ekonomi di berbagai negara di dunia. Dari berbagai data resmi satgas Covid-19 terlihat sangat banyak yang kehilangan keluarga, sahabat, tokoh masyarakat, dan rekan sejawat.

Dampak buruk penyebaran Covid-19  telah memukul anak-anak yang dengan terpaksa harus ditinggal oleh kedua orang tuanya. Covid-19 yang merenggut nyawa orang tua mereka menyebabkan mereka menjadi anak yatim, piatu atau yatim piatu. Bahkan ada anak yang tinggal sebatang kara, karena ketika orang tuanya meninggal, anak itu tak lagi memiliki sanak saudara.

Kondisi mengenaskan serupa itu tak luput dari perhatian pemerintah. Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan negara hadir memberikan perlindungan kepada anak-anak tersebut. Konstitusi Negara Republik Indonesia jelas menyebut di Pasal 34, ‘Fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara’.

“Saya pastikan anak yatim, piatu, dan yatim piatu diberikan perlindungan. Mereka tidak hanya diberikan dukungan terhadap kebutuhan fisik, tetapi juga dukungan psikososial, pengasuhan, dan keberlanjutan pendidikan mereka,” ujar Mensos di Jakarta, Selasa (24/8/2021).

Kementerian Sosial menjangkau anak yatim piatu, termasuk anak-anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi Covid-19, dengan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) Anak.

Program Atensi Anak meliputi layanan pemenuhan hak hidup layak, perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak, dukungan bagi keluarga, terapi sosial psikologis, pelatihan vokasional dan kewirausahaan, bantuan sosial/asistensi sosial, dan dukungan aksesibilitas.

Dijabarkan Menteri Risma, Program Atensi Anak, menyasar anak-anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi Covid-19 serta anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan anak-anak yang tinggal dalam keluarga tidak mampu.

Merujuk data dalam Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG), yang menghimpun data dari 3.914 LKSA, pada Mei 2021 ada 191.696 anak yang berada dalam binaan LKSA (panti asuhan/yayasan/balai) dan di antaranya ada 33.085 anak yatim, 7.160 anak piatu, dan 3.936 anak yatim piatu.

Risma menjelaskan, sejauh ini program penanganan anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang dijalankan oleh Kementerian Sosial menyasar 4.043.622 anak yang terdiri atas 20.000 anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19, sebanyak 45.000 anak dalam pengasuhan LKSA, dan 3.978.622 anak yang diasuh oleh keluarga tidak mampu.

Menyangkut dukungan anggaran, Kemensos tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI untuk menyiapkan dukungan anggaran kurang lebih sekitar Rp3,2 triliun.

Kemensos memastikan bantuan kepada setiap anak tidak sama. Mereka akan diasesmen. Adapun, bentuk bantuannya akan disesuaikan dengan hasil asesmen tersebut. Anak yatim dan piatu yang masih berada dalam pengasuhan orang tuanya, misalnya, bisa diintervensi dengan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Anak-anak yatim dan telantar tersebut juga dimasukkan dalam skema program Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar bisa melanjutkan pendidikan. Tentunya, Kemensos menggandeng Kemendikbudristek dan pemerintah daerah dalam mewujudkan bantuan tersebut.

Kemensos juga memberikan pelatihan vokasional dan kewirausahaan, bantuan sosial/asistensi sosial dan dukungan aksesibilitas.

Lantas bagaimana jika ada keluarga yang ingin mengasuh anak yatim piatu ini? Saat ini, Kemensos tengah menyiapkan sejumlah aturan pengambilan hak asuh anak yatim piatu akibat terdampak Covid-19, termasuk di antaranya tes psikologi.

Hal tersebut ditujukan untuk mengurangi risiko adanya orang tua asuh yang sengaja mengambil untung atas bantuan Kemensos yang seharusnya ditujukan untuk keberlangsungan hidup anak terdampak tersebut.

Selain itu, penanganan dan penyaluran bantuan pada anak yatim piatu terdampak Covid-19 juga dilakukan dari penelusuran data kependudukan orang tua asuhnya./red

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *