MARGOPOST.COM | BOGOR – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memasifkan penanganan gangguan reproduksi sebagai upaya mendongkrak laju penambahan populasi ternak di Indonesia. Sebagaimana diketahui kasus-kasus gangguan reproduksi pada ternak menjadi salah satu penyebab menurunnya tingkat kelahiran serta meningkatkan agka kematian ternak yang berakibat pada penurunan populasi yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Terkait hal tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan agar pemenuhan dan ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten, dalam penangananan gangguan-gangguan penyakit terkait reproduksi ternak dilapangan harus segera ditindak lanjuti.
“Gangguan reproduksi pada ternak di lapangan harus segera ditindak lanjuti dengan baik, sehingga angka harapan hidup hewan ternak menjadi meningkat dan hasil akhirnya akan mampu mendongkrak populasi ternak secara lokal hingga tingkat nasional,” ujar Amran.
Hal senada disampaikan oleh Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti yang mengungkapkan bahwa sumber daya manusia peternakan khususnya yang menangani kesehatan hewan harus terus ditingkatkan dan di latih agar mendapatkan informasi maupun inovasi serta kompetensi yang mumpuni, sehingga nantinya dapat dilanjutkan kepada peternak-peternak di lapangan.
“Saya harap tenaga-tenaga kesehatan hewan di seluruh Indonesia bisa melalukan update inovasi dan teknologi. Untuk kemudian bisa didiseminasikan kepada para peternak. Sehingga dapat menghindarkan gangguan-gangguan reproduksi ternak di lapangan,” ujar Santi.
Setelah sukses menyelenggarakan pelatihan gangguan reproduksi angkatan pertama pada Senin (02/09), BBPKH Cinagara, terus berupaya untuk dapat memfasilitasi peningkatan kapasitas dan kompetensi petugas kesehatan hewan di lapangan. Hal tersebut diimplementasikan dengan menyelenggarakan pelatihan Penanganan Gangguan Reproduksi Angkatan ke-2 selama 14 hari, yang dibuka pada Rabu (18/09).
Pelatihan diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari Provinsi Jawa Barat (6), Jawa Tengah (6), Jambi (2) dan Nangroe Aceh Darussalam (16) ini dilaksanakan di BBBPKH Cinagara Bogor. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara I Gusti Made Ngurah Kuswandana.
Dalam sambutan dan arahannya Made mengungkapkan pentingnya pelatihan ini dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pada ternak yang dapat menghambat pengembangan populasi di Indonesia.
“Pelatihan ini sangat penting guna mendukung peningkatan kompetensi insan-insan peternakan khususnya tenaga kesehatan hewan untuk dapat mengatasi permasalahan-permaslahan di lapangan, sehingga populasi dan produsi ternak dapat kembali naik,” ujar Made.
“Saat ini peternakan kita sedang tidak baik-baik saja, sebesar 17% populasi ternak kita ini turun dalam tiga tahun terkahir, yang disebabkan angka kematian masih tinggi, termasuk kasus-kasus gangguan reproduksi yang belum terkendali dan masih tinggi angkanya di lapangan. Sehingga perlu adanya tindakan serius dari berbagai pemangku kebijakan” jelas Made.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Biruen Liza Rosana yang menyebutkan pelatihan gangguan reproduksi ini sangat penting dalam meningkatkan wawasan dan keterampilan petugas-petugas kesehatan hewan di lapangan.
“Pelatihan gangguan reproduksi ini sangat penting untuk dapat diikuti oleh petugas yang menangani kesehatan hewan di lapangan. Sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan baik secara wawasan maupun keterampilan teknis,” ujar Liza.
“Harapannya semoga semua peserta khususnya dari Kabupaten Bireuen NAD, dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik sehingga ilmu yang didapat mampu diaplikasikan dilapangan, dan dapat meningkatkan populasi ternak di Kabupaten Bireuen,” pungkas Liza.
Comment