by

Tindak Nyata BPPSDMP Kementerian Pertanian Terhadap Peningkatan Kompetensi Peternak Dalam Optimalisasi SIKOMANDAN Pada Kondisi Wabah PMK

MARGOPOST.COM | Bogor – Mentri Petanian  Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa pertanian maju, mandiri, modern mensyaratkan adanya proses pembelajaran yang tak pernah berhenti. Dua hal penting adalah proses learning lewat sekolah dan unlearning melalui percontohan. Hal ini dikuatkanoleh pernyataan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsiyang mengatakan keberhasilan pembangunan pertaniantak lepas dari peran semua pihak.

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia mendorong peningkatan kebutuhan protein asal hewani (daging, susu dan telur). Pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat khususnya pemenuhan daging sapi masih mengalami kendala, antara lain karena keterbatasan penyediaan daging sapi sehingga menyebabkan naiknya harga yang cukup signifikan, sementara daya beli masyarakat semakin menurun. Upaya peningkatan populasi ternak sapi dan kerbau terus dioptimalkan agar dapat memenuhi kebutuhan protein asal hewan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pertanian RI melakukan beberapa kegiatan strategis untuk meningkatkan populasi sapi dan kerbau di dalam negeri, salah satunya melalui program SIKOMANDAN (Sapi  Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Program SIKOMANDAN merupakan program pemerintah dalam rangka percepatan peningkatan populasi ternak sapi dan kerbau.

SDM Pertanian memberikan kontribusi yang cukup baik dalam mendukung program pembangunan pertanian. Dalam mewujudkan hal tersebut BBPSDMP menekankan kepada UPT Pelatihan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perannya selaku penyelenggara pelatihan yang secara langsung terjun dalam meningkatkan kapasitas SDM Pertanian. Terkait dengan program SIKOMANDAN maka tatalaksana reproduksi ternak dan kesehatan ternak merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk mendapat perhatian dan perlu dipahami dan diterapkan oleh para petugas sebagai pelayan masyarakat dan  para peternak sebagai pelaku usaha.

Pada hari ini Selasa 19 Juli 2022 BPPSDMP melalui salah satu UPT Pelatihan di Bogor yaitu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara bekerjasama dengan Dinas  Perikanan Dan Peternakan Kabupaten Bogor yang bertujuan meningkatkan Kompetensi Peternak dalam Peningkatan Produksi Ternak sapi perah dan Pencegahan PMK, bertempat di Koperasi Unit Desa (KUD) Giri Tani di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Pelatihan dibuka oleh  Kepala Bidang Pernakan ( Drh Ramilah E. Nasution, MM), dihadiri  Ketua KUD Giri Tani. ( H. Bunyamin, SE.) dan  Nara sumber pada pelatihan tersebut berasal  dari  BBPKH / Widyasiwara ( Dr. drh E Nia Setiawati ) serta diiikuti oleh 35 orang peserta yang merupakan anggota  Koperasi Unit Desa (KUD) Giri Tani. Dalam sambutannya Kepala Bidang Peternakan, menyampaikan bahwa peserta  yang ikut pada kegiatan Pelatihan ini adalah para peternak sapi perah yang rata – rata memiliki sapi induk minimal 4 ekor.

Lebih lanjut disampaikanbahwa susu sapi merupakan minuman bergizi yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, namun seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat kini tidak hanya memilih minuman yang bergizi tinggi tetapi juga berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta tetap semangat  dalam mengelola usaha sapi perah , meskipun saat ini sedang dalam kondisi pandemi penyakit mulut dan kuku. Selanjutnya dengan semangat yang tinggi dan saling bahu membahu semua yang berperan dalam kegiatan usaha persusuan peterna, diharapkan dapat meningkatkan   produktivitas   ternak sapi perah,   yang pada gilirannya   secara   langsung   dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan peternak.

Materi yang dibahas pada Pelatihan meliputi 1). Tatalaksana  Pengelolaan  Reproduksi Ternak, 2). Analisa usaha peternakan , 3) Pencegahan Penyakit PMK,  . Dukungan  sumber  daya manusia dalampeningkatan populasi sapi pada kondisi PMK ini, tentunya perlu komunikasi, imformasi dan edukasi yang berkelnjutan kepada para peternak. Output dari pelatihan ini, diharapkan para peternak dapat menerapkan tatalaksana reproduksi dan pencegahan PMK pada sapi-sapi dengan optimal, sehingga pertambahan populasi sapi akan tercapai optimal yang pada giirannya kesejahteraan peternak lebih meningkat. Selanjutnya melalui pelatihan ini diharapkan kegiatan SIKOMMANDAN teralisasi sesuai parameter reproduksi yang telah dicanangkan dan wilayah Kabupaten Bogor akan segera bebas dari  wabah penyakit mulut dan kuku PMK. (E Nia Setiawati).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *