MARGOPOST.COM | Bogor – Restu Febrianto dan Suhendra adalah pegawai Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat yang tergabung pada Unit Respon Cepat (URC) petugas respon untuk kasus flu burung apabila ada kasus kematian unggas yang terdiagnosa flu burung di lapangan. Kami pernah berlatih di BBPKH Cinagara dan materi selama kami mengikuti pelatihan bias diterapkan pada masa pandemik covis-19 dengan penerapan biosecurity.
Ditengah pandemik covid-19 yang terjadi di Indonesia ini tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap merespon kasus kematian unggas yang terdiagnosa flu burung di lapangan, ujar restu. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya virus flu burung yang tergolong ke dalam penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis (penularan dari hewan ke manusia) dan berpengaruh besar terhadap lingkungan serta keberlangsungan usaha ternak unggas, selain itu juga dilakukan untuk tetap menciptakan rasa aman di masyarakat yaitu dengan memberikan penyuluhan mengenai diagnosa unggas terindikasi virus flu burung, lanjut suhendra.
Penanganan unggas mati harus mengikuti langkah – langkah biosecurity dan biosafety yang bisa dilakukan dalam rangka meminimalisir resiko terhadap tingkat kematian hewan unggas dan lingkungan sekitarnya, ungkap restu kembali.
Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) juga selalu digunakan dalam rangka menjaga keamanan dan kesehatan petugas yang menangani atau yang dikenal dengan biosafety, karena petugas memiliki resiko besar untuk tertular mengingat sangat bahayanya virus flu burung ini, ditambah dengan kondisi pandemik Covid-19 yang mengharuskan petugas untuk tetap melindungi diri dari infeksi virus yang berbahaya tersebut.
Prosedur biosafety dan biosecurity juga tetap diterapkan oleh petugas bersama – sama dengan peternak saat penanganan kasus virus flu burung di lapangan demi menjaga agar tidak terjadi penyebaran virus ke lingkungan yang lebih luas, tutup suhendra. (Lanni-09/04/2020)
#pertanianlawancovid19
Comment