by

Perkuat Sinergitas Lintas Sektor, Kementan Gelar Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi

MARGOPOST.COM | GARUT – Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara terus mendukung program-program strategis Kementerian Pertanian dalam meningkatkan PAT dan produksi padi nasional, melalui program pompanisasi dengan menggelar Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Gugus Tugas Pendamping Lapangan mulai 08 sampai dengan 10 Oktober 2024.

Pompanisasi merupakan salah satu program Kementerian Pertanian sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui mekanisasi irigasi perpompaan, yang saat ini tengah berjalan dibeberapa wilayah Indonesia.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, mengatakan program pompanisasi bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan pertuasan areal tanam dan meningkatkan indeks pertanaman.

Mentan Amran juga mengajak para petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah dalam mengantisipasi kemarau panjang, sehingga mampu memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.

Pelatihan digelar secara hybrid selama tiga hari dengan alokasi waktu satu hari dilaksanakan secara daring, satu hari On the Job Training, dan satu hari secara luring di masing-masing wilayah Kodim.

Pelatihan yang diikuti oleh 2806 Babinsa dari 10 Kodim Wilayah Jawa Barat dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti pada Selasa (08/10).

Dalam sambutannya Santi mengungkapkan untuk dapat memaksimalkan realisasi program pompanisasi di lapangan diperlukan kerja cerdas dan kolaborasi lintas sektor yang kuat.

“Program pompanisasi ini untuk berjalan dengan baik dan terlealisasi dengan optimal diperlukan kerja cerdas dan kolaborasi lintas sector untuk dapat memdampingi para petani di lapangan baik oleh para penyuluh maupun dari Babinsa,” sebut Santi.

Lebih lanjut Santi mengungkapkan sejak beberapa waktu yang lalu Mentan Andi Amran Sulaiman sudah memiliki MoU atau kerjasama lintas sektor yang terdiri dari TNI, Polri, maupun Kementerian dalam Negeri dan stakeholders lainnya dalam penderasan program pompanisasi ini. Dengan demikian pasukan yang dimiliki dalam hal ini Babinsa bersama-sama dengan penyuluh dapat melakukan pendampingan di lapangan dengan maksimal.

“Tentu saja dukungan dari satgas pangan Babinsa ini sangat diperlukan di daerah untuk dapat membantu menggerakan pertanian di seluruh wilayah Indonesa,” pungkas Santi.

Pabandya Wanwil Sterdam III Siliwangi Hendi Hendra Cahyana juga mengungkapkan peran TNI khusnya Babinsa dalam mencapai kemandirian pangan sangatlah penting tidak hanya dalam meberikan pendampingan bantuan teknis tetapi juga sebagai motivator di lapangan.

“Peran para petani sangat vital namun pendampingan teknis dan managemen dari Babinsa serta instansi terkait akan menjadi kunci keberhasilan implementasi program ini di lapangan,” ujar Hendi.

“Keberhasilan program ini juga tidak hanya ditentukan dari ketersediaan alat tetapi juga oleh sinergi yang kuat antara pemerintah, TNI perangkat daerah serta petani dan kelompok tani. Kolaborasi ini sangat penting dalam menjaga keberlangsungan produksi pangan serta menciptakan kondisi pertanian yang stabil dan tangguh di tengah kondisi yang sulit,” imbuhnya.

Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, I Gusti Made Ngurah Kuswandana juga sangat mengapresiasi terjunnya TNI Khususnya Babinsa dalam pendampingan petani di lapangan.

“Peran Babinsa di lapangan dalam mendampingi petani ini sangat vital, Babinsa bukan hanya sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat, tetapi juga menjadi garda terdepan dan motor penggerak dalam mensukseskan ketahanan pangan nasional”, tandas Made.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *