by

Peran Pakan Ternak Terhadap Penampilan Reproduksi Sapi Pasundan

MARGOPOST.COM | Bogor – Sapi Pasundan mempunyai fertilitas yang tinggi yaitu dengan jarak beranak yang pendek. Apabila terdapat jarak beranak yang panjang sebagian besar karena days open yang panjang. Hal ini disebabkan : 1. Anaknya tidak disapih sehingga munculnya birahi pertama post partum menjadi lama, 2. Peternak mengawinkan induknya setelah beranak dalam jangka waktu yang lama sehingga lama kosongnya menjadi panjang, 3. Umur pertama kali dikawinkan lambat.
“Oleh karena pertambahan berat badannya yang lambat, maka rata-rata pertama kali dikawinkan berumur di atas dua tahun. Berahi tidak akan terjadi pada kondisi kurang pakan atau berahi terjadi tetapi gagal bunting, atau bunting terjadi tetapi terjadi keguguran atau kebuntingan selamat sampai anak dilahirkan, tetapi anak lemah karena induk kurang nutrisi,” ujar drh. E. Nia Setiwati, MP., Widyaiswara BBPKH, Kamis (17/01/2018).
Dengan demikian, untuk suksesnya suatu perkawinan sapi Pasundan, baik dengan metode Inseminasi Buatan (IB) maupun Intensifikasi Kawin Alam (INKA) sangat diperlukan dukungan kecukupan pakan baik hijauan maupun konsentrat.
Pada saat kelahiran, betina-betina sapi Pasundan dengan kondisi tubuh yang terlalu kurus biasanya anak yang dilahirkan dalam keadaan lemah dengan bobot sapih yang rendah.


“Hal ini tentunya juga akan dapat meningkatkan angka kematian anak. Skor kondisi tubuh ini erat kaitannya dengan penampilan reproduksi seekor ternak. Saat-saat kritis untuk memonitoring skor kondisi tubuh sapi Pasundan yaitu pada saat 30 hari menjelang dikawinkan, 90 hari setelah dikawinkan dan setelah anak disapih serta 100 hari sebelum beranak dan saat beranak,” kata Nia.
Apabila didapatkan skor kondisi tubuh di bawah normal dari yang telah ditetapkan, maka perlu diberi pakan tambahan berupa konsentrat sehingga kondisi tubuh yang ideal dapat tercapai.
Untuk menjaga agar ternak dapat beranak pada saat yang tepat, maka perlu adanya penyuluhan dan Bimbingan Teknis dari Dinas terkait terhadap para peternak sapi Pasundan tentang menyusun kalender perkawinan. Dengan masa kebuntingan sekitar 280 hari, maka perhitungkan agar ternak beranak saat ketersediaan pakan mencukupi.
Misalkan perkawinan dilakukan pada bulan Februari pada kondisi cukup pakan maka ternak akan beranak pada bulan Desember pada saat cukup pakan juga, mengikuti musim panen petani tanaman pangan.
“Semoga dengan program penyuluhan/BIMTEK diharapkan peternak mampu menyusun kalender perkawinan agar terjadi keselarasan antara periode beranak dengan ketersediaan sumber daya yang optimal, pengelolaan hijauan dan suplemen untuk memastikan kondisi tubuh yang baik pada saat sapi beranak,” tutupnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *