by

PERAN AKTIF WIDYAISWARA BBPKH DALAM KEGIATAN SIKOMANDAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MARGOPOST.COM | Bogor – Upaya peningkatan populasi ternak sapi dan kerbau di Indonesia terus dioptimalkan agar dapat memenuhi kebutuhan protein asal hewan. Upaya yang ditempuh dapat melalui 1) Penambahan populasi ternak yang didatangkan dari luar Jawa Barat ataupun dari luar negeri; 2) Meningkatkan produktifitas ternak induk eksisting. Upaya pertama merupakan upaya yang paling cepat dalam menambah populasi, namun memerlukan biaya/anggaran yang cukup besar. Upaya yang paling memungkinkan dan masih dapat dioptimalkan adalah meningkatkan produktifitas ternak induk eksisting.

Peningkatan produktifitas ternak dilakukan dengan mengoptimalkan betina produktif untuk memproduksi/menghasilkan anak. Upaya yang sudah dan sedang dilaksanakan saat ini adalah dengan optimalisasi reproduksi melalui teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan introduksi IB di wilayah kantong ternak yang masih menggunakan pejantan/pemacek untuk perkawinan alam. Upaya peningkatan populasi maupun produktifitas ternak merupakan tantangan besar bagi pemerintah karena menyangkut ketersediaan dan ketahanan pangan asal hewan. Sehingga diperlukan upaya terpadu yang bersifat masif dan melibatkan lebih banyak partisipasi masyarakat maupun stakeholder terkait.

Pemerintah menangkap tantangan ini dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting. Program ini selanjutnya dikenal sebagai Upaya Khusus Indukan Sapi/Kerbau Wajib Bunting (Upsus Siwab) dan pada tahun 2020 berganti nama menjadi SIKOMANDAN dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) NO 17 TAHUN 2020 tentang Peningkatan Produksi Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri. Pada hari Selasa, tanggal 25 Mei 2021 BPTU – HPT Denpasar, Puslitbangnak Bogor serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan pertemuan koordinasi kegitan SIKOMANDAN tahun 2021. Kegiatan RAKOR dibuka oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB ( drh Chairul Akbar,MSc.) dan dihadiri oleh Kepala BPTU-HPT Denpasar( Ibu Ir. Junaida ) sebagai Koordinator penyelenggara kegiatan Rakor SIKOMANDAN di NTB, dihadiri pula oleh perwakilan dari PUSLITBANGNAK Bogor ( Dr.Ir. Eko Handiwirawan, MSi), Kepala BIBD Provinsi NTB ( Bapak Ir. Armin Alamsyah, MSi), Kepala BP3TR Provinsi NTB, para Penanggung jawab SIKOMANDAN dari 10 Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat serta para pejabat Eselon 3 dan 4 lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. Dalam sambutannnya Bpk Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, menyampaikan bahwa NTB merupakan salah satu kategori lumbung sapi dan kerbau di Indonesia, oleh karena semua yang terlibat dalam kegian SIKOMANDAN meliputi Petugas/Aparatur dan peternak, senantiasa harus bekerja keras dan cerdas guna meningkatkankan produktivitas sapi dan kerbau agar parameter produksi dan reproduksi dapat tercapai optimal.

Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan RAKOR ini merupakan bahan informasi perkembangan kinerja SIKOMANDAN Provinsi NTB dari bulan Januari sampai April, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi agar kekurangan dan permasalahan yang ada agar segera dapat ditangani sehingga target dan sasaran yang telah ditetapkan SIKOMANDAN TAHUN 2021 dapat tercapai maksimal. Sebelum acara paparan laporan dari masing-masing Kabupaten/Kota tentang kegiatan SIKOMANDAN. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas dengan judul “Optimalisasi Efesiensi Reproduksi Sapi.”yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPKH Cinagara( Dr. drh. Euis Nia Setiawati, MP). Adapaun pada paparan tersebut disampaikan bahwa dalam upaya meningkatkan populasi sapi potong dapat dilakukan dengan cara memelihara sapi betina produktif dengan menerapkan perbaikan pakan, bibit, perkawinan IB atau alam, serta manajemen pemeliharaan yang baik. Faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan IB seleksi pada sapi pejantan yang tepat, kualitas dan jenis sapi betina yang akan di IB, penampungan semen, penilaian kualitas semen, proses pengenceran, proses penyimpanan semen, proses pengangkutan semen, proses inseminasi, pencatatan sapi induk yang sudah di IB, serta bimbingan penyuluhan pada peternak sapi potong.

Jika salah satu langkah atau proses di atas ada yang tidak sesuai atau tidak prosedural maka program inseminasi buatan bisa terancam gagal. Dalam hal ini Sumber pertumbuhan produktivitas yang utama adalah perubahan teknologi yang lebih maju dan bersifat tepat guna. Perbaikan teknologi reproduksi dan bibit sapi sangat dibutuhkan untuk peningkatan mutu genetik (genetic improvement) melalui seleksi, pembentukan ternak komposit, maupun up grading yang dapat dilakukan dengan perkawinan alam maupun IB. Dukungan sumber daya inseminator memang sangat kurang sehingga sapi induk yang sedang birahi milik peternak tertunda ditangani. Namun, dengan ketekunan dan kerja keras para inseminator, sapi-sapi yang sedang birahi dapat ditangani dengan baik dari IB. Hasil diskusi RAKOR SIKOMANDAN diperoleh fakta bahwa peluang peternakan sapi potong di NTB untuk mencukupi kebutuhan daging sapi secara nasional, dapat dilakukan dengan cara bekerjasama usaha peternakan antara peternak dengan pemerintah maupun dengan swasta. Subsistem hulu yang meliputi industri pembibitan sapi potong, industri pakan ternak, dan industri obat-obatan atau vaksin dapat melancarkan usaha.

Pembibitan sapi potong merupakan komponen fundamental dalam perkembangan populasi sapi potong secara nasional. Dengan kata lain Industri peternakan sapi potong merupakan industri biologi dan usaha pembibitan merupakan pabrik yang memproduksi bibit/pedet. Program SIKOMANDAN dapat mendongkrak populasi sapi di dalam negeri dan berkembang dengan baik. Indonesia mampu untuk meningkatkan populasi sapi potong sebagai penyediaan daging secara nasional. Kebijakan pemerintah yang kondusif, baik dalam meningkatkan kapasitas produksi ternak sapi (IB, pakan, kapasitas SDM, akan dapat mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat, dan pelaku usaha lainnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *