by

Penyakit Kembung Perut (Tympani) Pada Ternak Ruminansia Dan Penanggulangannya

MARGOPOST.COM | Bogor – Penyakit kembung perut (Tympani) merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia terutama sapi dan domba, penyakit ini perlu diwaspadai karena itu petani peternak , ketika terjadi kasus Tympani akan dapat menanggulanginya secara dini, karena penyakit ini dapat menimbulkan kerugian dengan matinya ternak yang terserang. Tympani adalah suatu bentuk penyakit kelainan alat pencernakan yang bersifat akut yang disertai dengan penimbunan gas didalam lambung ternak ruminansia gas yang ditimbun dapat terpisah dari isi lambung lainnya, atau terperangkap diantara isi perut dalam bentuk gelembung – gelembung kecil.
“Penyakit ini perlu diwaspadai karena itu perlu kiranya petani peternak mengetahui sehingga terjadi kasus seperti ini dapat menanggulanginya secara dini, karena penyakit ini dapat menimbulkan kerugian dengan matinya ternak yang terserang. Ada 2 faktor penyebab penyakit Tympani yaitu : 1. Faktor makanan, meliputi Pemberian hijauan yang berlebihan, Hijauan yang terlalu muda, Biji – bijian yang digiling halus, Ternak yang digembalakan terlalu pagi, Timbangan antara pakan hijauan dan konsentrat yang tidak seimbang (konsentrat lebih banyak), Hijauan yang banyak dipupuk dengan Urea, Hijauan yang dipanen sebelum berbunga (terlalu muda) atau sesudah turunnya hujan terutama pada daerah yang sebelumnya kekurangan air. 2. Faktor hewan itu sendiri, meliputi Tingkat kepekaan dari masing – masing ternak, Hewan bungting yang kondisinya menurut, Hewan yang sakit atau dalam proses penyembuan dan Hewan yang kurang darah,” ujar drh E. Nia Setiwati, MP, Widyaiswara BBPKH, Rabu (15/05/2019).
Ternak yang Menderita Tympany akan memperlihatkan tanda penyakit sebagai berikut 1). Perut ternak sebelah kiri bagian atas membesar,menonjol keluar dan kembung. jika ditepuk bersuara seperti drum; 2). Ternak bernapas dengan mulut ; 3). Ternak menjulurkan lehernya kedepan untuk membebaskan angin / gas dari mulut ; 4). Ternak tidak tenang, sebentar berbaring lalu segera bangun; 5). Nafsu makan hilang. Sakit, diam dan tidak mau makan, sulit bernafas. 6). Gerakan rumen berlangsung terus sampai bagian dalam dari mulut dan daerah sekitar mata menjadi biru, kekurangan oksigen, mendekati kematian.


“Peternak perlu melakukan Pertolongan pertama sebelum melakukan pengobatan yaitu dengan cara : 1. Tempatkan kaki depan ternak penderita pada bagian yang lebih tinggi; 2. Usahakan agar ternak tetap pada posisi berdiri dengan mulut dibuka; 3. Masukkan sepotong kayui dibagian muluit dengan posisi melintang; 4. Bila hendak diberikan obat, maka kayu yang dimulut dikeluarkan terlebih dahulu; 5.Pemberian obat atau bahan lainnya dapat berupa minyak goring bebanyak 100 – 200 ml minyak kayu putih yang dicampur dengan air hangat; 6. Dapat pula dengan memberikan campuran : 200 ml minyak tanah dengan 200 ml minyak kelapa atau minyak kacang – kacangan ,asam 4 smk , gula merah 0,5 Kg dan air 2 liter, disaring kemudian diminumkan. Untuk pencegahan terhadap penyakit kembung perut adalah sebagai berikut : Jangan biarkan ternak terlalu lapar. Jangan membiarkan makanan yang sudah rusak. Hindarkan pemberian leguminosa dalam rangsum yang terlalu banyak. Usahakan agar ternak tidak digembalakan terlalu pagi. Jangan memberikan biji – bijian yang telah digiling halus,” kata Nia.
Penanganan pada Tympany ini hal yang dapat dilakukan peternak adalah sebagai berikut; 1). dengan Pemberian laksansia rigan misalnya minyak mineral 200-400 ml untuk menimbulkan peristaltic serta melicinkan jalanya pengeluaran tinja; 2). pemberian aspirin atau dipyrone (Novin) 50%, 10- 20 ml dengan maksud untuk mengurangi rasa sakit 3). Obat-obat suportif lain, misalnya penguat jantung dan cairan elektrolit dapat diberikan bila dipandang perlu. Selanjutnya hal yang dapat dilakukan oleh petuga Medis / paaramedis maka gunakan salah satu dari jenis obat sebagai berukut 1) .Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone).Dosis sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air,Kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan. Dimethicone bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan, sehingga gelembung-gelembung gas dalam rumen terurai menjadi gelembung-gelembung kecil kemudian bergabung sehingga dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan. 2). Wonder AthympanicumDosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, Kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan. 3). BAKAZHA OIL, Dosis Untuk Sapi : 150 ml – 300 ml, Dosis Untuk Kambing : 15 ml -30ml.
Pertolongan untuk mengurangi distensi perlu segera diberikan. Trokarisasi dengan trokar dilakukan pada bagian perut yang mengalami tingkat destensi paling besar sebelah kanan atau kiri. Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan desinfeksi secukupnya. Kadang pembebasan gas dengan trokar mengundang resiko terjadinya peritonitis.Gas dikeluarkan dengan cara menusukkan cannula pada perut ternak bagian sebelah kiri langsung pada rumen. Supaya tepat, tandai perut ternak dengan menggunakan gambar segitiga yang menghubungkan titik tulang pinggul, titik rusuk akhir dan titik transverssus processus, tusukan cannula tepat dititik tengah segitiga ke dalam rumen melewati peritoneum. Pengeluaran gas dilakukan sedikit demi sedikit dengan cara menarik trocar perlahan-lahan agar isi rumen tidak tersedot keluar dan menyumbat pipa trocar.
“Semoga artikel ini dapat bermamfaat bagi para peternak yang memelihara sapi, kerbau, kambing dan domba, sehingga dapat dijadikan salah satu rujukan dalam menangani dan mencegah terjadinya penyakit Tympani pada ternaknya, sehingga tingkat kesehatan ternak meningkat dan pada akhirnya produktifitas ternak meningkat dengan memberikan keuntungan optimal,” tutupnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *