by

Palapa Ring, Menuju Ekonomi Digital USD 130 Miliar di 2025

MARGOPOST.COM | Soal berapa jumlah startup unicorn yang akan muncul, terus terang sulit menjawabnya. Tapi saya perkirakan  itu akan muncul dalam dua atau tiga tahun ini yang selevel Gojek dan seterusnya.

JAKARTA – Asisten Deputi Telematika & Utilitas Kementerian Koordinator Perekonomian Eddy Satriya optimis pertumbuhan ekonomi digital akan semakin melejit menyusul pengoperasian Palapa Ring per Agustus 2019 lalu. “Infrastruktur telekomunikasi, Palapa Ring ini akan meningkatkan ekonomi yang berbasis digital,” kata Eddy dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Menghitung Dampak Palapa Ring”, bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Utama Kemkominfo, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Dalam paparannya, Eddy menyampaikan bahwa infrastruktur Palapa Ring atau sekarang ini disebut tol langit adalah bagian penting dari sejumlah proyek infrastruktur yang telah diselesaikan pemerintah yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, kehadiran Palapa Ring juga akan dapat mendorong lahirnya perusahaan rintisan atau startup unicorn baru dalam kurun waktu dua atau tiga tahun.

“Soal berapa jumlah startup unicorn yang akan muncul, terus terang sulit menjawabnya. Tapi saya perkirakan  itu akan muncul dalam dua atau tiga tahun ini yang selevel Gojek dan seterusnya,” imbuh Eddy

Prediksi Eddy tersebut didasarkan pada pertumbuhan sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sejauh ini yang selalu positif. Sejak 2012 sampai 2017, Eddy menambahkan, sektor TIK menjadi satu-satunya sektor yang memberikan kontribusi double digit pada Produk Domestik Bruto (PDB). “Kalau yang lain rata-rata masih single digit, tapi sektor TIK selalu double digit,” tegas Eddy seraya menyebutkan terjadi sedikit penurunan di tahun 2018, dimana sektor TIK hanya tumbuh 7,17 persen.

Beroperasinya Palapa Ring di seluruh wilayah Indonesia, diyakini Eddy Satriya akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Terlebih di ekonomi internet yang diperkirakan akan terus meningkat. Saat ini ekonomi digital Indonesia telah naik 4 kali lipat dibanding 2015, menjadi 40 miliar USD di 2019.

Eddy memaparkan Ekonomi digital akan menyentuh 130 miliar USD di 2025 dengan ride-hailing, e-commerce, digital payment. “Angkanya bisa lebih besar lagi bila mempertimbangkan sektor perbankan, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, yang berbasis digital” papar Eddy.

Peluang di Indonesia Timur

“Peluang bisnis di daerah timur yang butuh bandwith besar akan meningkat. Itu terjadi di semua sektor, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan bisnis keuangan yang berbasis teknologi,” tegas Eddy

Dampak lain beroperasinya Palapa Ring, masih kata Eddy, adalah akan meningkatnya tingkat layanan publik. “Secara langsung, tanpa kita sadari, dengan Palapa Ring ini terjadi pemerataan infrastruktur. Dampaknya, pengembangan wilayah akan tumbuh lebih cepat dengan fasillitas yang memadai untuk masyarakat,” kata Eddy seraya menambahkan, pihak Kemenko Perekonomian akan semakin intensif memanfaatkan Palapa Ring untuk sosialisasi inklusi keuangan. Sejauh ini, Eddy menambahkan, peningkatan pengguna fix broadband tidak diimbangi peningkatan kualitas layanan. Itu terjadi di kota Sorong, Gorontalo, Ambon. “Di kota tersebut pengguna sangat tinggi, mengalahkan Jakarta. Itu artinya kebutuhan koneksi mereka tinggi. Dengan adanya Palapa Ring, akan memberikan kualitas layanan yang jauh lebih baik. Dan itu dipastikan membawa dampak positif,” jelas Eddy.

Dampak positif pengoperasian Palapa Ring diyakini juga oleh pelaku startup yang berfokus di Indonesia Timur, Billy Mambrasar. Dalam Dismed FMB9 itu, Billy selaku CEO Kitong Bisa, mengatakan Palapa Ring meningkatkan pelatihan startup di Papua dari sebelumnya 5 persen menjadi 20 persen. “Dengan keterkoneksian Palapa Ring ini, teman-teman yang di daerah yang jauh itu bisa kita dampingi melalui Skype, video call atau menggunakan teknologi yang lain. Ini akan meningkatkan pertumbuhan startup secara signifikan kedepannya,” tegas Billy.

Selain Billy, hadir juga sebagai narasumber adalah; Dirut BAKTI Anang Achmad Latif,  VP Regulatory Management Telkomsel Andi Agus Akbar, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Kadis Kominfo Jayawijaya Isak S.F Sawaki.

Kegiatan FMB 9 merupakan kegiatan rutin yang diinisiasi Kementerian Kominfo yang dapat disimak secara langsung di www.fmb9.go.id, FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID_IKP (Youtube).

Tol Langit

Sebagaimana diketahui, Palapa Ring terbagi ke dalam tiga segmen, yaitu Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur. Konstruksi infrastruktur telekomunikasi tersebut sudah tuntas dibangun konstruksinya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas dan Informasi (Bakti). Peresmian Palapa Ring itu sendiri telah berlangsung di Istana pada Senin (14/10/2019) yang langsung dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.

Belakangan, proyek ini dijuluki tol langit, sebagai perumpamaan yang oleh Menteri Kominfo Rudiantara, diibaratkan sebagai kehadiran sinyal yang membuat masyarakat Indonesia bisa lebih mudah berkomunikasi satu sama lain, baik di perkotaan maupun pelosok, berkat eksistensi infrastruktur telekomunikasi.

Palapa Ring Paket Timur menjangkau 35 kota/kabupaten yang tersebar mulai dari Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Untuk menghubungkan 35 kota/kabupaten ini, setidaknya kabel serat optik sepanjang 8.454 kilometer digelar oleh PT Palapa Timur Telematika selaku konsorsium pemenang lelang yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Terkait 8.454 kilometer ini sudah mencakup penggelaran kabel darat, kabel laut, dan radio microwave.

Palapa Ring paket timur telah memasuki tahap penggelaran perdana kabel serta optik bawah laut sekitar 4.500 kilometer, di mana sebelumnya untuk kabel darat sudah dilakukan oleh PT Palapa Timur Telematika. Penggelaran kabel serat optik bawah laut perdana ini dilakukan di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Seluruh proses penggelaran kabel laut Palapa Ring Timur dilakukan menggunakan 3 (tiga) kapal, yaitu Nostag 10, Pacific Guardian, dan Teliri.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *