by

Konsistensi Anggaran di Tahun Politik

APBN 2019 tidak banyak terganggu dengan riuh rendahnya politik pemilihan. Pemerintah tetap fokus menjalankan agenda-agenda besarnya, baik dalam pembangunan infrastruktur maupun membangunan kualitas sumber daya manusia.

JAKARTA – MARGOPOST.COM | Dunia pada 2019 belum banyak berubah. Angin ketidakpastian masih terus membayangi perekonomian. Banyak negara menyiapkan antisipasi berbagai kemungkinan yang sebelumnya sulit diprediksi.

Indonesia berada di tengah pusaran tersebut. Namun selama empat tahun belakangan ini tampaknya pemerintah mampu mengantisipasi persoalan yang muncul. Ekonomi Indonesia dianggap paling stabil. Paling mampu beradaptasi dari riuhnya gejolak di luar.

Setelah empat tahun berjibaku dengan pembangunan infrastruktur, tampaknya pada 2019 ini Indonesia mulai serius membenahi kualitas SDM-nya. Ini bisa dilihat dari angka-angka dalam APBN yang menitiktekankan pada program-program pembangunan manusia Indonesia.

Kita bisa amati sepintas dari postur APBN kita. Pertama APBN 2019 ini dibangun atas dasar asumsi makro ekonomi, antara lain, pertumbuhan ekonomi 5,3%, tingkat inflasi 3,5%, dan harga minyak 70 dolar AS per barel. Asumsi ini juga mematok nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp15.000 per dolar AS, lifting minyak 775 barel per hari. Atas dasar asumsi itulah kemudian disusun formula APBN 2019 yang ditujukan untuk mengantisipasi berbagai gejolak dunia yang tidak stabil, sekaligus menjadi alat ukur untuk mewujudkan rencana-rencana pemerintah dalam setahun ke depan.

Pendapatan negara APBN 2019 ditargetkan tercapai Rp2.165,1 triliun dengan dua keran besarnya dari sisi pajak dan penerimaan bukan pajak (PNBP) termasuk hibah. Dari sisi pajak ditargetkan Rp1.786,4 triliun dan PNBP dinaikkan di 2019 menjadi Rp378,3 triliun dan hibah hanya sebesar Rp0,4 triliun.

Sedangkan belanja negara sebesar Rp2.461,1 triliun terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp1.634,3 triliun, transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp826,8 triliun. Untuk defisit APBN 2019 ditargetkan menurun menjadi hanya 1,84% dari produk domestik bruto (PDB). Ini merupakan defisit anggaran terendah sejak 2013.

Keseimbangan primer dipatok mulai mendekati Rp0 yang konsisten turun sejak tahun 2015. Dari sisi pembiayaan utang agak menurun, sementara itu belanja negara harus semakin produktif yang diarahkan mendukung daya saing, ekspor, dan investasi.

Selain sehat dan mandiri APBN 2019 juga mulai diarahkan lebih berkeadilan. Ini bisa dilihat, antara lain, dari penguatan dan keseimbangan pembangunan antara pusat dan daerah. Pada APBN 2019 ini besar anggaran transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp826,8 triliun yang hampir sama dengan belanja kementerian/lembaga (K/L) yang sebesar Rp855,4 triliun.

Demikian juga perbandingan pembangunan fisik dan SDM.  Pembangunan infrastruktur dipatok sebesar Rp415 triliun, sementara itu anggaran pendidikan juga cukup besar yaitu Rp492,5 triliun, anggaran kesehatan sebesar Rp123,1 triliun dan anggaran untuk perlindungan sosial yang sebesar Rp381 triliun.

Artinya APBN 2019 ini tetap masih melanjutkan pembangunan fisik tetapi memiliki titik tekan lebih kuat kepada pembangunan sektor manusia. Meski di tahun politik, tampaknya APBN 2019 tidak banyak dikacaukan dengan target-target politis.

Pembangunan sumber daya manusia dan politik anggaran yang berkeadilan bukan muncul secara tiba-tiba. Tetapi gaungnya sudah dimulai sejak tahun pertama pemerintahan Jokowi. Postur APBN 2019 menunjukkan tingkat kehati-hatian pemerintah untuk tetap menjalankan agenda pembangunan tanpa harus terganggu oleh tahun politik di dalam negeri. /PUT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *