by

Kisah Mariana, Korban Gempa Lombok yang Butuh Pengobatan Holistik

MARGOPOST.COM | LOMBOK – Mariana tampak pasrah saat luka-lukanya yang tersebar di sebagian tubuhnya diperiksa oleh salah seorang dokter dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Franky Rumondor. Rupanya, Mariana tak hanya luka secara fisik, tapi ia mengalami trauma yang jika dibiarkan akan berbahaya bagi kesehatan mentalnya.

Anak Mariana yang baru 3 bulan telah meninggal dunia. dr. Frangky menceritakan kalau Mariana amat merasa bersalah atas meninggalnya sang buah hati. Saat gempa terjadi, Mariana ada di lokasi kejadian, di mana anaknya tertimpa reruntuhan dan tidak mampu menyelamatkannya.

Mariana menceritakan, awalnya ia dan si kecil sedang tidur, kemudian gempa datang secara tiba-tiba dan sontak membangunkan Mariana dari tidurnya. Tak pikir panjang, sang anak langsung dibawa lari ke luar kamar untuk menyelamatkan diri.

Namun sayang, sebelum sampai ke dekat pintu, Mariana yang tengah menggendong anaknya itu terjatuh dan anaknya tertimpa reruntuhan tepat di hadapan Mariana.

“Saya jatuh dan anak saya juga jatuh tertimpa gempa (reruntuhan),” ucapnya sambil menangis.

Dalam rilis Kemenkes yang diterima redaksi VIVA, Minggu 12 Agustus 2018, saat dr. Franky melakukan pemeriksaan kepada Mariana karena susah buang air besar selama 2 hari, ia curiga ada suatu hal yang menyebabkan Mariana seperti itu. Lantas ia melakukan pendekatan kepada Mariana untuk mengetahui apa yang dialaminya.

Akhirnya Mariana menceritakan musibah yang menimpanya dan sang anak. dr. Frangky saat itu mencoba melakukan pengobatan holistik, yakni pengobatan yang dilakukan atas seluruh tubuh manusia.

Dalam hal ini, dr. Franky melakukannya dengan pendekatan mental. Setelah ia mendengarkan cerita dari Mariana, ia segera memotivasi dan terus mengajaknya bicara.

“Jangan sampai Mariana berlarut-larut karena musibah itu, karena ini tidak baik buat kesehatannya,” kata dr. Franky usai memeriksa Mariana di Posko Bencana, Kabupaten Lombok Utara, Rabu 8 Agustus 2018.

dr. Franky mengatakan Mariana dan mungkin pasien lainnya di sini tidak hanya terluka secara fisik, tapi mental juga terluka.

“Selain pengobatan fisik, motivasi perlu diberikan untuk membangkitkan semangat pasien, karena jika mereka dibiarkan dalam keadaan Trauma akan berbahaya,” kata dr. Franky.

Karena itu, kehadiran dokter di sini diharapkan tidak hanya untuk mengobati fisik tapi juga memberikan motivasi. Ia berpesan kepada masyarakat agar tidak membiarkan tetangganya berlarut-larut atas musibah gempa bumi ini.

“Sering-sering menghibur dan saling memberikan motivasi, begitupun kepada tenaga kesehatan dan relawan. Tidak hanya mengobati fisik saja tapi mental pasien,” kata dr. Franky. (Viva) //PUT

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *