MARGOPOST.COM | Bogor – Upaya peningkatan populasi maupun produktifitas sapi merupakan tantangan besar bagi pemerintah karena menyangkut ketersediaan dan ketahanan pangan asal hewan. Sehingga diperlukan upaya terpadu yang bersifat masif dan melibatkan lebih banyak partisipasi masyarakat maupun stakeholder terkait. Pemerintah menangkap tantangan ini dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting. Program ini selanjutnya dikenal sebagai Upaya Khusus Indukan Sapi/Kerbau Wajib Bunting (Upsus Siwab) dan pada tahun 2020 berganti nama menjadi SIKOMANDAN dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) NO 17 TAHUN 2020 tentang Peningkatan Produksi Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri. Kebijakan pemerintah adalah untuk mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan sampai tahun 2026 bisa tercapai, namun program tersebut harus direspon dan dikerjakan dengan baik. Dalam rangka mendukung Program SIKOMANDAN, dibutuhkan pemberdayaan petugas dan peternak, melalui pelatihan mengenai aplikasi teknologi reproduksi Perbaikan teknologi reproduksi dan bibit sapi sangat dibutuhkan untuk peningkatan mutu genetik (genetic improvement) melalui seleksi, pembentukan ternak komposit, maupun up grading yang dapat dilakukan dengan perkawinan alam maupun IB
Terkait dengan Program SIKOMANDAN tersebut Balai Pembibitan Ternak Unggul Dan Hijauan Pakan Ternak ( BPTU _HPT) Sembawa – Banyuasin Palembang , bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara-Bogor ,menyelenggarakan Bimbingan Teknis Inseminasi Buatan Bagi Petugas Dan Non paratur , guna meningkatkan pengetahuan , keterampilan dan sikap petugas di bidang Inseminasi Buatan . Pelatihan diselenggarakan mulai tanggal 06 Juni sampai 26 Juni 2021, bertempat BPTU-HPT Sembawa. Pelatihan ini diikuti oleh 27 peserta yang berasal dari BPTU-HPT Sembawa (7 orang),dan kabupaten / Kota di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang terdiri dari : Balitbangda Sumsel (1 orang), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang ( 31orang ), Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Banyuasin(2 orang), Dinas Pertanian Kab. Empat Lawang( 1 orang), Dinas Pertanian Kab. Lahat( 1 orang), Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kab. Musi Banyuasin(1orang), Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kab. Muara Enim ( 1 orang), Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Musi Rawas ( 1 orang), Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Ogan Ilir( 1 orang), Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Ogan Komering Ilir (2 orang), Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Ogan Komering Ulu( 1 orang), Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Ogan Komering Ulu Selatan( 1 orang), Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Ogan Komering Ulu Timur( 2 orang),Dinas Perikanan Kab. Pali / Penukal abab Lematang Ilir ( 1 orang), Dinas Pertanian Kota Lubuk Linggau( 1 orang),Dinas Pertanian Kota Pagaralam( 1 orang),Dinas Pertanian Kota Prabumulih( 1 orang).Tujuan Diklat berbasis kompetensi Inseminasi Buatan Bagi Non Aparatur Angkatan Iadalah sebagai berikut:1.Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemandirian Inseminator dalam melaksanakan tugas IB di wilayahnya. 2.Menyediakan Inseminator yang mampu melaksanakan tugasnya dengan efektif, efisien, dan berhasil dalam memperkecil S/C (service per conception) dan memperpendek calving interval. Pada kegiatan BIMTEK IB ini dipandu oleh fasilitator yang berasal dari BPTU-HPT Sembawa ,Widyaiswara BBPKH Cinagara ( Dr. drh Euis Nia Setiawati ,MP ), Direktorat Perbibitan, dan Praktisi.
Adapun materi yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPKH Cinagara meliputi (1) Merencanakan Kebutuhan semen Beku dan Penanganan Semen Beku, (2). Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan, (3). Pencatatan dan Evaluasi Hasil IB , (4). Melaksanakan Inseminasi Buatan. Kegiatan Inseminasi Buatan yang dilaksanakan secara terprogram dan berkesinambungan merupakan salah satu persyaratan dalam upaya pencapaian Program SIKOMANDAN yang berdampak pada tercapainya EFISIENSI PARAMETER REPRODUKSI sebagaimana dicanangkan oleh pemerintah meliputi service perconception 1.6 kali dan conception rate ( angka kebuntingan) 70 %. Keberhasilan pelaksanaan IB tentunya sangat tergantung pada tersedianya SDM sebagai subjek pelaku pembangunan peternakan. Terkait hal tersebut Inseminator yang merupakan ujung tombak pelaksana program IB adalah peternak pemilik sapi dan kerbau sebagai akseptor IB dan petugas teknis lapangan pelaksana Inseminasi buatan.
Semoga melalui Bimbingan Teknis Inseminasi Buatan ini akan meningkatkan pengetahuan , sikap dan keterampilan para peserta menjadi Inseminator yang kompeten dalam melakukan Inseminasi Buatan guna tercapainya optimalisasi efisiensi reproduksi sapid an kerbau dan peningkatan populasi di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan peternak ( 10 Juni 2021, E. Nia Setiawati/ BBPKH Cinagara).
Comment