by

Kementerian Kesehatan Paparkan Proses Identifikasi Virus Corona

MARGOPOST.COM |Jakarta – Kementerian Kesehatan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) memaparkan proses identifikasi virus corona atau virus yang bernama resmi Covid-19 dari sejumlah sampel yang ada.

Hingga 10 Februari 2020 pukul 18.00 WIB ada 64 spesimen Covid-19 yang dikirim dari 16 Provinsi ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan. Hasilnya sebanyak 62 spesimen negatif Covid-19 dan dua spesimen dalam proses pemeriksaan.

Prosedur pemeriksaan specimen yang dilakukan di Lab Badan Litbangkes sudah sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty mengatakan pemeriksaan spesimen mengikuti standar WHO dan dikerjakan di Lab Biosafety Level (BSL) 2.

“Fasilitas di Lab Litbangkes terdapat fasilitas BSL 2, BSL 3, dan Lab Biorepository untuk penyimpanan materi genetic juga spesimen klinis dari pasien. Alat dan kemampuan di Lab Litbangkes tersebut sudah terstandar oleh WHO,” kata Vivi melalui keterangan resminya yang dikutip InfoPublik Rabu (12/2/2020).

Lanjut Vivi setiap tahun WHO melakukan quality assurance atau akreditasi ke lab Badan Litbangkes. Prosedur pemeriksaan spesimen di Lab Badan Litbangkes mulai dari Penerimaan Spesimen, Pemeriksaan Spesimen, dan Pelaporan.

Pada tahap Penerimaan Spesimen, spesimen diambil dari pasien di rumah sakit rujukan kemudian dikirim ke Lab Badan Litbangkes. Spesimen yang diterima Lab Badan Litbangkes tidak cuma 1 spesimen, tapi minimlal tiga spesimen dari satu pasien. Kemudian masuk pada tahap Pemeriksaan Spesimen.

Pada tahapan ini, spesimen yang diterima Lab Badan Litbangkes diekstraksi untuk diambil RNA nya. Setelah RNA didapat lalu dicampurkan dengan Reagen untuk pemeriksaan dengan metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (PCR).

PCR merupakan pemeriksaan dengan menggunakan teknologi amplifikasi asam nukleat virus, untuk mengetahui ada tidaknya virus / DNA virus, dan untuk mengetahui genotipe virus yang menginfeksi bisa dilakukan sekuensing.

Setelah itu dimasukan ke mesin yang gunanya untuk memperbanyak RNA supaya bisa dibaca oleh spektrofotometer. Hasilnya, akan didapat positive control dengan gambaran kurva sigmoid, sedangkan negative control tidak terbentuk kurva (mendatar saja).

Ini adalah satu quality assurance untuk memastikan apa yang diperiksa itu benar atau tidak, kemudian ada kontrol lainnya. Jadi untuk mengerjakan ini (pemeriksaan spesimen) banyak hal yang harus terpenuhi sebelum menyatakan bahwa sampel yang diperiksa positif atau negative.

Jadi hasilnya positif, sampel harus menyerupai dengan positive controlnya. Jadi selama ini spesimen yang diperiksa negatif karena semua datar menyerupai negative kontrolnya, setelah itu masuk pada tahap pelaporan hasil.

“Kita semua bekerja sesuai pedoman WHO bahwa pengambilan spesimen tidak dilakukan sekali tapi beberapa spesimen pada satu orang pasien,” kata Vivi.

16 Provinsi yang telah kirim spesimen Covid-19 adalah DKI 14 spesimen, Bali 11 spesimen, Jawa Tengah tujuh spesimen, Jawa Barat enam spesimen, Jawa Timur enam spesimen, Banten empat spesimen, Sulawesi Utara empat spesimen, DIY tiga spesimen, Kalimantan Barat satu spesimen.

Kemudian Jambi satu spesimen, Papua Barat satu spesimen, NTB satu spesimen, Kepulauan Riau satu spesimen, Bengkulu satu spesimen, Kalimantan Timur dua spesimen, dan Sulawesi Tenggara satu spesimen.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *