MARGOPOST.COM | KUNINGAN – Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara terus melakukan monitoring irigasi perpompaan (IRPOM) di sejumlah daerah khususnya Kabupaten Kuningan, guna meningkatkan produktivitas pertanian dan mengoptimalkan pemanfaatan pompanisasi.
Program ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan air bagi lahan pertanian di daerah yang sering mengalami kekeringan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, dampak pompanisasi telah terasa dan positif bagi para petani di daerah. Karenanya pemasangan pompa air di wilayah sentra pertanian harus dipercepat dan harus terus dimonitoring.
“Mohon kiranya mitigasi resiko kemarau dengan pompanisasi dilakukan secara masif di seluruh wilayah Indonesia dan terus dimonitoring dengan baik,” tegas Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti juga mengungkapkan hal senada
“Pompanisasi ini sebagai solusi berkelanjutan untuk pertanian di Indonesia dalam mengatasi dampak kekeringan akibat El nino yang masih terasa sampai saat ini, sehingga sinergi antara PJ darurat pangan dengan para pemerintah daerah dan penyuluh dalam melakukan monitoring ini sangat penting untuk memastikan lahan lahan tidak kekeringan dan dapat terus berproduksi,” ujar Santi.
Tim monitoring dari PJ ADP Kabupaten Kuningan I Gusti Made Ngurah Kuswandana yang juga Kepala BBPKH Cinagara didampingi Kepala DKPP Kabupaten Kuningan, Bidang TP, Kepala UPTD Cilimus dan Cipicung, serta Penyuluh wilbin dan Poktan mengunjungi lokasi irigasi perpompaan di 3 Kecamatan yang terdiri dari Poktan Kepuhjaya Desa Babakanjati Kecamatan Cilimus, Poktan Sri Mekar I Desa Susukan Kecamatan Cipicung, dan Poktan Mina Mekar II Desa Rajadanu Kecamatan Japara, Selasa (29/10/2024).
Made Mengungkapkan dengan adanya irigasi perpompaan ini, diharapkan petani bisa mendapatkan pasokan air yang cukup sehingga produktivitas pertanian tidak terganggu dan terus melakukan penanaman.
“Saat ini kita tengah melakukan monitoring pemanfaatan irogasi perpompaan (Irpom) tahap ke dua, dengan adanya monitoring ini untuk dapat memastikan pompa-pompa yang sudah terpasang benar-benar sudah termanfaatkan seleuruhnya, sehingga petani dapat terus berproduksi,” tutur Made.
Dalam kegiatan monitoring tersebut, tim mencatat bahwa program irigasi perpompaan ini telah memberi dampak positif bagi petani dan sudah melayani luasan lahan yang kekeringan.
“Setelah dilakukan monitoring di 3 Kecamatan ini, puji syukur semua pompa sudah terpasang dan beroperasi dengan optimal, dengan tingkat pemanfaatan sudah 100% dan mampu mengairi lahan seluas 60 Ha,” imbuhnya.
Made juga mengungkapkan Kementerian Pertanian akan terus berkomitmen untuk melakukan pendampingan dan perbaikan infrastruktur pompa demi menjaga keberlanjutan program. Selain itu juga akan terus mendata wilayah-wilayah yang yang berpotensi dan benar-benar membutuhkan bantuan pompa.
“Ditengah monitoring irpom tahap du aini kita juga terus melakukan survey CPCL ABT IRPOM/Pipanisasi/Sumur Dalam di 3 Poktan Kecamatan Cigandamekar wilayah UPTD Cilimus, hal ini untuk membantu wilayah-wilayah potensial yang membutuhkan pengairan,” tutup Made.
Comment