by

Karena Berbohong Kita Menang

Dalam atmosfer politik yang nirgagasan, akrobat politik dan semburan kebohongan adalah alat yang paling murah untuk mendapatkan kemenangan.

MARGOPOST.COM | JAKARTA – Berbohong itu salah. Hampir semua orang sepakat tentang itu. Kecuali jika bohong itu dimaksudkan untuk hal yang “lebih baik”, kebanyakan orang memakluminya.

Jeremy Adam Smith, Editor Majalah Online Greater Good, mencoba memberikan jawaban mengapa Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sudah jelas-jelas terus-menerus memproduksi kebohongan (falsehoods) ke publik, tidak lantas kehilangan pendukung.

Banyak penulis dan peneliti mencoba mencari jawaban. Ada yang mengatakan, publik Amerika Serikat memang benar-benar masa bodoh (simple ignorance). Ada juga yang meneliti karakteristik publik Amerika Serikat sebagai publik yang telanjur ketagihan media-media sampah. Mau-mau saja menelan kabar-kabar yang menakut-nakuti dengan sentimen rasial, dogma sektarian, hingga ketakutan terhadap pendatang.

Jeremy mencoba mencari penjelasan lain. Dia mengutip penjelasan dari Kang Lee, psikolog dari University of Toronto. Bagi Lee, kebohongan yang diproduksi Trump bagi para pendukungnya adalah sarana yang paling efektif untuk menguatkan rasa kebersamaan sebagai satu kelompok.

Sebagai contoh bisa dilihat pada kecenderungan atlet sepakbola profesional yang gemar “menyelam”. Dia tahu yang dia lakukan itu curang. Tetapi dengan alasan demi kemenangan bersama, kecurangan atau kebohongan itu sah.

Trump adalah pemenang pemilihan presiden Amerika Serikat. Dia telah memenangi kontestasi demokrasi di negara yang selalu menyatakan dirinya sebagai “negara bebas” dan penjunjung demokrasi. Artinya, metode apa pun yang dia lakukan untuk memperkuat kekuasaannya telah melalui pertimbangan strategis-politis.

Mengapa Mereka Ngotot

Hal itu pula sepertinya yang diyakini oleh salah satu pihak yang sedang menunggu hasil perhitungan hasil Pemilu Indonesia 2019. Walaupun berbagai data dari berbagai survei hingga hitung daring memperlihatkan bahwa pasangan Prabowo-Sandi kalah, tetapi tim kampanye mereka, Badan Pemenangan Nasional (BPN), tetap ngotot bahwa merekalah pemenangnya.

Tidak cukup dengan ngotot. Mereka bahkan menggelar aksi-aksi bersama dengan pendukungnya, termasuk melakukan selebrasi kemenangan, bahkan aksi-aksi protes.

Belakangan aksi-aksi itu ditingkatkan intensitasnya dengan melakukan aksi yang lebih agresif. Tuduhan-tuduhan kepada penyelenggara pemilu yang melakukan kecurangan, hingga klaim-klaim bahwa mereka mempunyai data-data yang menjadi bukti kemenangan adalah rangkaian aksi yang merupakan konskuensi dari pilihan strategis mereka.

Pengumuman hasil pemilu mungkin hanya tinggal beberapa minggu lagi. Cepat atau lambat pemenangnya akan diumumkan. Dan tanda-tanda alam, dari hitung statistik hingga hitung biting, sudah jelas tidak berpihak kepada Prabowo-Sandi. Tetapi apakah mereka peduli? Jawabannya, jelas peduli, tetapi itu tidak terlalu penting.

Politik Biaya Tinggi

Pemilihan umum di Indonesia adalah pemilihan umum multipartai. Ada kompetisi antarpartai untuk duduk di dalam parlemen. Dan sudah lama diketahui oleh orang banyak bahwa pemilu di Indonesia adalah pemilu yang palling mahal biayanya.

Iklim korupsi yang masih subur hingga ke tingkat pelosok, birokrasi yang belum banyak perubahan sejak zaman Reformasi, hingga pendidikan politik yang lemah adalah hal-hal yang menjadi penyebab utama kanker menahun demokrasi di Indonesia.

Bebeberapa hari yang lalu Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil rekapitulasi dana kampanye partai politik. Saat ini KPU sudah menyerahkan data-data pendanaan partai politik itu ke auditor yang telah ditetapkan. Proses audit diperkirakan berlangsung hingga satu bulan ke depan. Situs katadata.com dengan merangkum dari berbagai sumber telah mengumumkan lima besar peserta pemilu dengan biaya terbesar. Inilah kotak pandora.

Berada di urutan pertama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan pengeluaran sebesar Rp345,02 miliar. Berada di urutan kedua Partai Golongan Karya dengan pengeluaran sebesar Rp307 miliar. Di urutan ketiga Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebesar Rp259 miliar. Urutan keempat, Partai Perindo sebesar Rp228,24 miliar. Dan urutan kelima adalah Partai Demokrat sebesar Rp189,73 miliar.

Bisa diduga berada di urutan kelima adalah Partai Gerindra. Berita dari BPN Prabowo-Sandi memperkirakan gabungan pengeluaran mereka mencapai Rp213,2 miliar. Angka ini belum diperinci berapa pengeluaran dari anggota partai koalisi mereka.

Inilah kemenangan yang sesungguhnya. Dengan segala kebohongan, hingga pamer kebodohan yang dilakukan oleh BPN terbukti koalisi mereka merupakan gabungan dari partai-partai yang lebih sedikit dalam mengeluarkan dana. Dengan pengeluaran yang lebih sedikit terbukti partai-partai yang ada dalam koalisi mereka memperoleh kemenangan yang signifikan.

Litbang Kompas merilis partai-partai yang melonjak suaranya dengan sangat signifikan. Urutan pertama adalah Partai Keadilan Sejahtera dengan kenaikan sebesar 1,83 %. Urutan kedua Partai Nasional Demokrat 1,55%. Urutan ketiga partai Gerindra 1,03%. Dengan biaya lebih sedikit mereka mendapatkan lonjakan kemenangan yang signifikan. Artinya tak apalah sedikit pamer kebodohan dan kekonyolan yang penting target tercapai. Kebohongan yang dilakukan adalah upaya yang paling efektif untuk menguatkan konsolidasi koalisi.

Dalam atmosfer politik yang nirgagasan, akrobat politik dan semburan kebohongan adalah alat yang paling murah untuk mendapatkan kemenangan. Pertanyaanya mengapa masih ngotot padahal sudah tahu sejak pemilihan setengah bulan lalu pemenangnya? Jawabannya adalah, kultur politik “pasar gelap” yang masih menjadi ancaman.

Semua pelaku politik di Indonesia tahu. Hasil pemilihan umum angka-angkanya bisa jadi telah kelihatan berdasarkan berbagai perhitungan yang telah dilakukan. Tetapi, ada di balik semua itu masih menyimpan celah adanya perpindahan suara terutama suara dari calon anggota legislatif yang saling bekompetisi baik di internal partainya ataupun kompetisi dengan kompetitor di luar. Jika tidak ada “kegaduhan” bisa jadi “penggangsiran” suara untuk memenuhi kebutuhan pasar gelap politik akan berlangsung dengan amat mudahnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *